Chereads / Jadi Pengacau Dunia Gadis Penyihir / Chapter 16 - Bab 16. Sang OSIS pt.1

Chapter 16 - Bab 16. Sang OSIS pt.1

Pagi hari, sekolah mengadakan selamatan kecil untuk kembalinya Randy dari kematian. Randy hanya bisa menatap malu acara ini. Bagaimana tidak, ini terjadi karenanya.

Setelah acara selesai, ujian kembali dilaksanakan. Meskipun Randy habis mengalami musibah sekalipun, dia tetap tidak bisa bebas dari yang namanya ujian.

Ujian hari ini: Kimia, Seni Budaya, dan Bahasa Inggris.

Meskipun begitu, satu-satunya yang jadi pelajaran yang ditakuti Randy hanyalah Kimia. Baginya pelajaran umum lebih mudah ketimbang pelajaran spesifik.

Di dalam ruangan ujian, Randy, Ilham, Farida. dan Hannah sudah berada di tempat duduk mereka. Perasaan tidak enak Randy rasakan dari aura Farida dan Hannah. Meskipun begitu, aura mereka berbeda. Farida memiliki aura rasa bersalah yang tinggi, sedangkan aura Hannah seperti perasaan cemas bercampur dengan senang.

'Apapun itu, jangan sampai masalah ini mengalihkan pikiranku di ujian,' ujar Randy dalam hatinya sambil mengepalkan tangan kanannya melambangkan dia pasti bisa.

Ujian berakhir, nilai mereka akan langsung kelihatan di papan.

Nilai Kimia (KKM: 60):

Randy Aditya: 12 (gagal)

Farida Ayu Putri: 62 (lolos)

Ilham Darmono: 10(gagal)

Hannah Kumila Dzakri: 33(gagal)

Ira Mana Sari: 54 (gagal)

Celicia Ambarwati: 100 (lolos)

Windy Renata Maulydia: 44 (gagal)

Naura Batu Langit Tak Mungkin Itu: 60 (lolos)

Nilai Seni Budaya (KKM: 78):

Randy Aditya: 98 (lolos)

Farida Ayu Putri: 100 (lolos)

Ilham Darmono: 78 (lolos)

Hannah Kumila Dzakri: 88 (lolos)

Ira Mana Sari: 90 (lolos)

Celicia Ambarwati: 100 (lolos)

Windy Renata Maulydia: 80 (lolos)

Naura Batu Langit Tak Mungkin Itu: 87 (lolos)

Nilai Bahasa Inggris (KKM: 78):

Randy Aditya: 96 (lolos)

Farida Ayu Putri: 70 (gagal)

Ilham Darmono: 50 (gagal)

Hannah Kumila Dzakri: 78 (lolos)

Ira Mana Sari: 88 (lolos)

Celicia Ambarwati: 100 (lolos)

Windy Renata Maulydia: 82 (lolos)

Naura Batu Langit Tak Mungkin Itu: 90 (lolos)

Randy mulai melihati nilai siswi dari kelas lainnya, karena dia harus mengerti karakteristik mereka untuk menyelesaikan misinya.

"Sial?!"

"Sedikit lagi?!"

"Kenapa KKM tinggi sekali?!"

Terdengar dari ruangan itu, banyak para siswa yang frustasi dengan nilai mereka. Namun saat Randy sedikit menolehkan kepalanya, dia juga melihat para siswa yang bodo amat sama nilai mereka.

Bahkan wajah yang penuh tawa masih bisa mereka keluarkan, di saat komputer yang mereka gunakan terlihat merah menyala karena nilai mereka.

"Randy! Mau ikut sebentar?" Ilham dengan tiba-tiba menepuk bahu Randy dan mengajaknya ke suatu tempat.

"Kemana?" Tanya Randy dalam kebingungan.

"Ayo kita ke restoran, aku yang bayar!" Wajahnya terlihat sayu tapi dia masih memaksakan senyumnya.

Merasa bersalah saat melihat wajah Ilham yang seperti itu. Randy hanya bisa mengangguk lemah. Sebaiknya Randy agak sadar diri dengan apa yang sudah terjadi karenanya.

"Okeh, ayo...!" Randy menerima tawaran Ilham.

"Farida, apa kau mau ikut?!" Ilham menoleh ke Farisa yang duduk di dekat dengan Randy.

Saat mendengar tawaran Ilham, Farida menolehkan kepalanya. Terlihat raut muka kurang tidur terpasang tebal di wajahnya.

"Tidak, aku kelamaan belajar tadi malan..." Tak lama setelah menolak ajakan Ilham, Farida langsung tertidur pulas di bangkunya.

"Kasihan sekali, sebaiknya kita tinggalkan saja. Palingan nanti ada yang bangunkan." Ilham berjalan mendahului Randy menuju pintu.

Randy mengikuti langkah Ilham keluar dari ruangan neraka itu. Ada baiknya refreshing di saat-saat seperti ini. Randy merasa kalau Ilham pasti sangat shock dengan berita ini. Ujiannya jadi terlihat terganggu olehnya.

BRAKKK!

"Aduh!" Ilham menabrak seseorang.

Mata Randy membelalak saat melihat siapa yang Ilham tabrak.

Seketika, Randy menutup mata Ilham yang kemungkinan bisa melihatnya dari bawah, dan menyeretnya kebelakang sampai dia pikir Ilham tidak akan bisa melihatnya dan akhirnya membukanya kembali.

"Kenapa kau menutupnya? Padahal kejadian-kejadian ini sering terjadi di anime. Dan selanjutnya-(Randy mengetuk-etuk bahu Ilham)

Suara Ilham terhenti oleh ketukannya. Randy menunjuk tepat di depan mata Ilham, menandakan kalau dia harus tahu siapa yang dia tabrak.

Ilham mengikuti arah tunjuk Randy dan melihati Celicia berdiri dengan menyilangkan tangannya. Kepalanya menghadap kebawah dan melihati Ilham dengan wajah yang sangat kesal.

"Eh... Randy, aku tadi tidak mengatakan apa-apa, kan?" Ilham perlahan menoleh ke Randy yang duduk berlutut di sebelahnya.

"Semoga saja, biasanya dia agak budek..." Randy membisiki Ilham fakta bohong.

Randy bahkan hanya asal ceplos saat mengatakan itu.

"Oh gitu, ya? Pasti kupingnya tidak pernah diko-(tertendang sampai nancap ke langit-langit)

Ilham sekarang menjadi seperti penghias langit-langit. Melihat itu, Randy hanya bisa tertunduk sambil berkata. "Semoga harimu tenang."

Perlahan Randy mulai ambil langkah mundur. Dia jelas akan jadi target selanjutnya.

Orang yang dia bercandain bukanlah orang sembarang, dia adalah Celicia Ambarwati. Nilainya sejak kemarin selalu 100 dan tidak pernah kurang.

"Hentikan langkahmu, Randy!" Tubuh Randy seketika diam membeku karena takut.

"Siap!" Dengan refleks Randy menegapkan badannya dan menghadap Celicia dengan wajah yang penuh dengan keringat.

Celicia dan 2 temannya yang berdiri di belakangnya mendekati anak itu dengan tatapan serius.

"Ra-randy... Kami, ingin bi-bicara denganmu, secara pribadi." Naura yang berdiri di belakang Celicia mengucapkannya dengan malu-malu.

Randy menatap bingung, apa yang ingin para Valkyrie ini bicarakan?

'Apakah mereka sudah tahu kalau aku adalah pengacau?! Tunggu, itu akan gawat... bagaimana ini?! Aku baru saja bersiap untuk memulai langkah awal malah langsung disuruh lawan boss terakhir!' Kegugupan Randy terlihat di wajahnya.

"Kami hanya ingin menanyakan soal kemarin..." Tiba-tiba Ira datang entah dari mana dan membisiki Randy.

Mengerti apa maksud Ira, Randy mengangguk setuju.

Mereka(OSIS) menatap Ira dan Randy dengan tersipu. Mereka salah paham, tidak heran bila mereka mengira Ira yang menggoda Randy untuk mau ikut dengan mereka.

"A-ah... Untunglah kau dengan cepat setuju untuk mengikuti kami." Celicia mengatakannya dengan tegas namun sambil menahan pipinya yang tersipu.

Randy dibawa ke ruang OSIS untuk ditanyai oleh mereka. Randy jelas akan menjawab semua pertanyaan mereka dengan kebohongan. Akan repot urusannya bila mereka tahu.

Celicai duduk di meja utama, Naura dan Ira duduk bersebelahan di kursi tamu. Sedangkan Windy berdiri menyenden di dinding dekat pintu keluar. Dan Randy?

'Kenapa aku malah disuruh berdiri?!' Kekesalan terlihat di wajah anak itu.

Tapi dia tidak boleh patah semangat, dia tetap harus fokus pada tujuannya. Dia mulai menatapi sekitar di ruangan itu.

'Entah kenapa aku merasa kalau mereka mencoba memperhatikanku dari semua sisi?' Mata Randy melirik-lirik tata tempat mereka.

"Magic Seal..." Randy harus melakukannya sebelum terjadi.

Seketika sihir di seluruh ruangan di tempat itu tidak akan bisa dipakai. Yang mengeluarkan sihir mungkin akan menyadarinya, namun itu bila diawasi terus seperti kejadian Hannah saat itu.

'Tapi dari sudut pandangku, mereka semua mengawasiku... Aku merasa merinding sekarang. Jadi ini rasanya, satu ruangan dengan dilihati oleh seluruh gadis, kumohon kuatkan imanku.' Perasaan senang campur sedih menyatu dalam dirinya.

Tapi itu semua tidak bertahan lama.

'Ahhhhh siallll padahal aku mau ditraktir makan enak! Tapi malah kena beginian lagi!'

"Baiklah, bisa kumulai, Randy?" Celicia menatap tajam anak itu.

"hmm? Oh, ya tentu...!" (Randy)

Apa yang akan dia tanyakan, Randy akan jawab.