Seisi ruangan menatapi keempat siswa yang sedang ribut itu. Tapi ada satu siswi yang memilih untuk keluar dari pada terlibat dengan mereka.
Rambutnya yang dibelah dua kebelakang dengan kepang dan menggunakan kacamata di kepalanya membuatnya terlihat benar-benar seperti penjaga perpustakaan sungguhan.
Siswi yang akan menjadi bos nya Randy saat kerja nanti. Dia benar-benar J yang sama seperti yang ada bersama Farida saat itu.
Randy mencoba menatap Farida yang masih memfokuskan dirinya pada Ira. Pandangannya tidak bisa mengecoh. Matanya melihat ke siswi yang keluar kelas dengan wajah yang kaget. Pasti sangat menyedihkan bila ditinggal teman seperjuangannya, kan?
"Apa maksudmu ingin bertemu dengan Randy?!" Ilham menyilangkan tangannya sambil menatap risih siswi itu.
Randy masih tergugup dan wajahnya bermandikan keringat saat melihat Ira yang malah mendatanginya. Bukankah itu tidak seperti rencananya?
Ira yang tersipu malu akhirnya memasang wajah serius ke arah Ilham. "Kenapa aku tidak boleh bertemu dengannya?!" Tanyanya memberi curiga pada mereka berdua.
Farida mengembalikan pandangannya ke Ira dan membantu Ilham melindungi Randy. "Kau pasti hanya iseng!" Farida mengatakan sesuatu yang aneh.
Tapi berdasarkan pengetahuan Randy bahwa Valkyrie dan Justiciar itu bermusuhan. Randy mengansumsikan bahwa yang Farida katakan adalah. 'Rencana apa yang kau buat saat ini?' Kurang lebih seperti itu.
"Kau mau beradu, lagi?!" (Ilham)
"Menyingkirlah dari sini!" (Farida)
"Bila mau mengejekku silahkan saja, tapi jika kau mengejek temanku. Aku akan menghentikanmu." (Ilham)
Kalimat terkahirnya membuat Randy tersipu kagum pada Ilham. 'Kau teman terbaikku, ham!'
Ira semakin tersudut oleh kata-kata Farida dan Ilham. Randy tidak boleh membiarkan hal buruk terjadi. Ini pasti karena ulahnya lagi, pikir anak itu.
BRAK!
Randy berdiri dari kursinya dan menarik nafasnya.
Kedua temannya menatap Randy dengan bingung.
"Randy?"
"Berhati-hatilah, Dy!"
Mereka berdua mencemaskan dirinya.
Randy maju mendekat ke arah Ira yang tersudut. Perlahan dia mulai memegang tangan siswi itu, sambil memperlihatkannya ke temannya.
Senyumnya ia keluarkan saat itu. " Maafkan aku, sebenarnya kami..." tapi dia tidak berani menjelaskan lebih lanjut.
Kedua temannya menatap Randy dengan kosong. Ilham hanya memalingkan wajahnya sambil merasa lega. "Syukurlah, ternyata masalah seperti ini. Kukira dia akan melakukan hal-hal lain." Ilham tidak terlihat keberatan soal hubungan Randy dengan Ira.
Yang jadi masalah adalah...
'Randy, elu sekarang ada dalam bahaya!' Dalor yang daritadi diam tiba-tiba berteriak dalam diri bocah itu.
Dengan cepat Farida melepas pegangan tangan Randy dengan Ira. Ia menyeret Ira keluar ruangan bersamanya. Randy mencoba mengikuti mereka berdua tapi Ilham menahannya.
"Sebaiknya kita mendengarkan secara diam-diam saja. Masalah cewek adalah masalah terumit yang pernah ada." Ilham menatap tempat mereka berdua keluar dengan wajah yang terlihat cerdas.
Randy mengangguk dan setuju pada rencana temannya.
Mereka keluar ruangan yang sudah ditinggalkan muridnya karena acara sudah selesai menuju tempat Farida menyeret Ira. Tentunya mereka melakukan ini dengan diam-diam.
Sayangnya Randy sadar akan kesia-siaan usaha Ilham. Para J dan V bisa menyadari hawa keberadaan orang-orang disekitarnya.
Sebuah tempat sepi dan jarang ada siswa yang lewat menjadi tempat mereka berdua berbincang.
Farida melepas pegangannya pada Ira dan menatap tajam siswi itu. "Rencana apa yang akan kau lakukan dengan mendekati, Randy?!" Ucapnya dengan nada marah.
Tatapan Ira yang tersipu saat di ruangan tadi menghilang dan berubah menjadi tatapan serius. Mereka seperti orang lain kalau sudah membicarakan tentang J atau V.
"Rencana? Buat apa, aku hanya menyukainya?!" Ira menatap tajam Farida.
"Bohong! kau pasti hanya memperalatnya, kan?!" Farida berteriak ke arah Ira.
Dia takut bila Ira hanya menggunakan Randy sebagai alat untuk menghancurkannya. Bagi para manusia yang hidup di dunia yang berbeda memang itu harus dilakukan oleh mereka. Kecemasan Farida adalah hal wajar.
Tapi sayangnya, dia tidak menyadari kalau keadaan yang sebenarnya adalah terbalik. Ira lah yang menjadi alatnya Randy untuk mengumpulkan informasi para Valkyrie yang ada di sekolah ini.
Ira memegang kedua bahu Farida dengan keras. Matanya melotot karena tersingguung oleh kata-kata Farida.
"Dengar ya, aku tidak peduli baik itu ketua OSIS, idol kelas, bahkan teman dekatnya Randy sekalipun. Bila ada yang mencoba menghalangi hubungan kami, maka akan kuhancurkan semua!" Ira mengatakan sesuatu yang serius.
Suaranya yang dingin dan menakutkan membuat Farida terpaku di sana. Ira yang sudah menyadari kalau Farida tidak dapat berbicara lebih jauh lagi memutuskan untuk pergi dari tempat itu. Tapi tepat sebelum itu, matanya terlihat menoleh ke arah Randy dan Ilham yang sedang menguping pembicaraan mereka.
"Heh...?!" Ilham merinding ketakutan sambil bersuara kecil.
Ilham yang baru saja lihat hal seperti itu saja sudah ketakutan, apalagi kalau tahu dunia Time Fracture. Yang dilihat Ilham hanyalah secungkil kecil kekuatan para V dan J.
Ilham yang ketakutan langsung menoleh ke arah Randy untuk mencari perlindungan. "Randy, dia tahu kalau kita menguping?" Ucapnya dengan lirih.
Randy yang sudah terbiasa dengan kekuatan aneh itu hanya bisa melihat santai kejadian tadi sambil menjawab pertanyaan Ilham. "Sejak awal, kau terlalu berisik sih!" Randy menenangkan nafas Ilham.
"Kalian, bisa berhenti menguping?" Farida yang juga tahu keberadaan 2 temannya langsung memanggil mereka.
"Siap, tidak bisa! AKU KEPO!" Ilham spontan memperlihatkan diri dan hormat ke arah Farida.
Ini hanyalah hal normal yang dilakukan ketiga teman itu. Tidak ada sihir apapun yang terjadi padanya.
Randy menyusul keluar sambil tersipu malu saat melihat Ira yang keluar dengan diseret oleh Farida.
Dia tidak bisa berkata banyak selain tersenyum. "Anu...." Suaranya malu tapi santai.
Farida dengan sigap mengubah raut mukanya menjadi kembali seperti Farida yang mereka kenal.
"Maaf ya Dy, aku hanya tidak mau kau dipermainkan oleh cewek. Jadi aku ingin mengetesnya terlebih dulu!" Farida mengetuk kepalanya sendiri sambil tersenyum.
"Dan hasilnya?" Ilham menatap Farida dengan wajah yang bertanya-tanya.
Tubuh Farida menjadi berkeringat dingin saat ditanya hal itu. Dia berjalan ke arah Randy dengan muka ketakutan. Kedua bahu Randy dipegang olehnya, tangan Farida bergetar hebat.
"Randy, berhati-hatilah. Aku merasakan kalau dia itu Yandere!" Ucap Farida ketakutan sambil menatap kosong Randy.
"Heh?!" Randy terkejut bukan main.
"Ya-yandere?! Maksudmu, seperti yang ada di anime-anime?!" Ilham menambakan tanya yang seharusnya ditanyakan oleh Randy.
Farida tidak bisa berkata banyak selain memasang wajah tersenyum sambil ketakutan. "Kurang lebih seperti itu, jadi Dy. (mendekatkan mulutnya ke kuping Randy.) Hati-hati kalau bertemu siswi lain. Kemungkinan dia akan membuat masalah pada siswi yang baru saja kau ajak bicara."
Randy membiru ketakutan. Bukan hanya misinya untuk bertemu siswi lain saja yang terhalang, tapi juga misinya untuk mendapat kerja menjadi sulit.
"Tenanglah, aku sudah terbiasa dengan hal itu." Randy menjawab dengan ketakutan.
Dia melakukan itu untuk menenangkan teman-temannya, terutama Ilham yang tidak tahu soal sihir. Akan buruk kalau Ilham terlibat masalah ini.
'Tuan, hidup elu susah juga ya.' Dalor mengasihani bocah itu.
Tapi untuk saat ini, Farida tidak akan menganggu pembuatan rencana Randy dan Ira untuk menghentikan pemburuan monster di Time Fracture.
Di tempat lain, seorang siswi duduk mencatat buku-buku yang dipinjam oleh pengunjung dan daftar dikembalikannya di perpustakan sekolah itu.
Di dalam hatinya, dia merasakan ada yang aneh dengan temannya Farida. Dia seperti pernah melihatnya di suatu tempat, tapi dimana.
"Kenapa ingatanku samar-samar?" Anak itu memegangi kepalanya yang kebingungan karena berpikir sambil bekerja.
Di ruangan OSIS, para Valkyrie berkumpul untuk bergosip tentang hubungan Ira dengan Randy.
"Hey, katanya Ira sedang berpacaran dengan Randy temannya Farida!" Windy sang idol memulai gosip di ruangan itu.
"Aku hanya harap Ira tidak mempermainkannya!" Naura si pemalu menanggapi Windy.
"Kenapa kau malah berbelas kasihan pada musuhmu? Ini adalah langkah paling tepat buat Ira untuk menghancurkan Farida dari dekat." Windy menatap kecut Naura.
"Tapi, bagaimana bila dia memang benar-benar tidak ada maksud lain?" Naura mengelak dan menambahkan opininya.
"Mau bagaimanapun, selama tidak menganggu kehidupannya Ira. Itu tidak jadi masalah bagi kita maupun para Justiciar." Celicia menanggapi perselisihan mereka berdua.
"Aku tidak terlalu mengerti apa itu cinta, tapi aku tahu satu hal. Kita tidak boleh mempermainkan benda itu," tambah Celicia.
Mata Naura bersinar terang sambil terpukau oleh pidato Celicia. "Ketua, andalah yang terbaik!"
Berbeda dengan Naura, Windy menatap kecut pidato ketuanya. "Terserahlah, asalkan dia tidak melemah karena cinta. Aku tidak akan menghentikannya." Windy memalingkan wajahnya dengan tatapan kesal.
Siang sepulang sekolah telah dilewati oleh para siswa-siswa itu.
Kini Randy sedang berjalan ke perpustakaan sambil gemetaran karena pernyataan Farida tentang Ira tadi.