Chereads / martial system / Chapter 2 - Chapter 02 : Tersesat

Chapter 2 - Chapter 02 : Tersesat

Selama beberapa jam berjalan dalam hutan yang gelap, akhirnya Xing Tian melihat sebuah cahaya kecil dari kejauhan.

Dengan antusias dia pergi ke arah cahaya itu, semakin lama cahaya itu semakin membesar hingga Xing Tian dapat melihat bahwa itu merupakan sebuah api unggun.

Di samping api unggun itu terlihat seorang pria yang sedang memasak daging.

Saat pria itu menyadari keberadaan Xing Tian dia langsung berdiri dan menodongkan tombak kearah Xing Tian.

"Siapa kau!" Tanya pria itu dengan penuh kewaspadaan, dia memperhatikan Xing Tian dari atas sampai bawah meskipun tidak terlalu jelas.

Xing Tian mengangkat kedua tangannya sambil berusaha menenangkan pria itu.

Pada akhirnya dia berhasil menenangkan pria itu dan mulai bercakap-cakap dengannya.

Pria itu menyambut Xing Tian dengan baik setelah mengetahui kalau Xing Tian tak berniat jahat, dia memperkenalkan dirinya sebagai Fu.

Xing Tian sebenarnya ingin menanyakan arah desa atau kota terdekat, tapi karena mencium enaknya bau daging bakar yang dimasak oleh Fu membuat perutnya keroncongan sampai berbunyi.

"Hahaha, makan saja anak muda. tak perlu sungkan!" Fu tertawa ketika mendengar suara perut Xing Tian.

Xing Tian tersenyum canggung lalu mengambil sebongkah kecil daging bakar, dia menelan ludahnya sendiri sebelum menyantap daging itu.

Hanya satu kata yang terlintas di pikirannya ketika memakan daging itu, Enak!.

Setelah mereka berdua selesai makan, Fu berniat untuk pulang ke rumahnya yang sebenarnya tak terlalu jauh dari sini.

"Paman...adakah desa atau kota terdekat dari sini, aku sudah mencari itu selama beberapa waktu ini tapi tak bisa menemukannya?" Xing Tian bertanya sembari membersihkan jari-jemarinya yang terkena bumbu.

Fu kemudian menjawab dengan menunjuk ke satu arah, "Jika kau mengikuti jalan setapak yang ada di depan situ maka kau bisa sampai di sebuah desa...kebetulan rumahku satu arah jadi mungkin aku bisa memandumu"

Xing Tian tersenyum senang lalu mengikuti Fu, sepanjang perjalanan mereka saling bercerita tentang kisahnya masing-masing.

Paman Fu merupakan seorang pemburu yang hidup sebatang kara, dia memang biasanya berburu di hutan ini sejak menginjak usia remaja sampai saat ini.

Dari situ juga dia mengetahui kalau Paman Fu ini bukan seorang kultivator melainkan hanya seorang manusia biasa, memang dari manual kultivasi yang dia pelajari disebutkan bahwa kepadatan Qi di suatu wilayah menentukan seberapa banyak kultivator di wilayah itu.

Setelah kurang lebih berjalan selama 15 menit akhirnya terlihat siluet beberapa bangunan yang mengeluarkan cahaya terang di tengah kegelapan malam ini.

"Rumahku ada di arah sana, semoga kita bisa bertemu lagi!" Paman Fu melambaikan tangannya dari jauh lalu mulai berjalan ke arah sebuah gubuk yang tak terlalu jauh dari posisi Xing Tian saat ini.

"Iya! aku tak sabar mencoba makanan Paman lagi!" Xing Tian membalas dengan lambaian tangan dan senyuman.

Dia kemudian melanjutkan berjalan di jalan setapak, menuju ke arah desa yang dimaksud oleh Paman Fu.

Xing Tian menghela nafas panjang sambil menatap bintang-bintang di langit, ini merupakan hari pertamanya di dunia lain dan dia sudah mengalami banyak hal.

Dimulai dari terbangun di padang rumput yang luas sampai tersesat dan bertemu dengan Paman Fu.

"Ah...sepertinya aku sudah sampai" Langkah Xing Tian terhenti ketika sampai di depan sebuah rumah kecil yang terbuat dari kayu dan atapnya dari semacam jerami.

Di samping rumah itu juga ada beberapa rumah lainnya tapi ukurannya lebih kecil, rumah yang berada di depan Xing Tian merupakan rumah paling besar di sekitar sini.

Di teras rumah itu terlihat seorang pria paruh baya yang duduk sambil memandang langit, Xing Tian menghampirinya.

"Halo Paman, bisakah aku bermalam di desa ini?" Tanya Xing Tian dengan sopan, mukanya tersenyum ramah kepada pria paruh baya itu.

Dia menoleh ke arah Xing Tian, "Ah...tentu saja, kau bisa bermalam di rumahku" Tanpa menaruh sedikitpun rasa curiga pria paruh baya itu menyetujuinya.

Xing Tian kemudian dipandu oleh pria paruh baya itu, dia memperkenalkan dirinya sebagai kepala desa dari desa ini.

"Hanya ini ruangan yang tersisa, kuharap kau tidak keberatan" Kepala desa menunjuk ke arah pintu.

Xing Tian mengangguk lalu memasuki ruangan itu, tak lupa dia juga berterima kasih kepada kepala desa.

Ruangan itu terlihat sederhana, hanya ada beberapa perabotan rumah seperti meja dan kasur di dalamnya, selain itu hanya ada sebuah jendela yang memancarkan cahaya bulan.

"Ini sudah cukup, aku akan melanjutkan esok hari saja" Xing Tian merebahkan tubuhnya di atas kasur, sambil menunggu dirinya terlelap dia mengecek kembali profil miliknya.

Semuanya masih sama kecuali di tampilan Tehnik, terlihat bertambah beberapa tulisan di tabel itu.

Profil

Nama : Xing Tian

Tingkatan : Mortal Foundation Bintang 2

[ 400 / 600 ]

Ras : Manusia

Profesi : -

Gelar : -

Tehnik : << Cahaya Keabadian >>

Xing Tian kemudian membaca deskripsi dari tehnik << Cahaya Keabadian >>.

[ << Cahaya Keabadian >> merupakan satu-satunya tehnik yang terdapat di

<< Manual Cahaya Keabadian >>.

Tehnik ini memungkinkan penggunanya untuk mengkultivasikan jiwanya, memperkuat tubuh, sekaligus menambah dan memurnikan Qi penggunanya. ]

Xing Tian mengangguk paham, dia kemudian duduk bersila seperti orang yang sedang bertapa kemudian menggunakan tehnik

<< Cahaya Keabadian >>.

[ Mengkultivasi tehnik <> + 10 Poin Pengalaman ]

[ Mengkultivasi tehnik <> + 10 Poin Pengalaman ]

[ Mengkultivasi tehnik <> + 10 Poin Pengalaman ]

Sepanjang malam itu Xing Tian menghabiskan waktunya untuk berkultivasi, dia baru berhenti saat sinar matahari menyentuh kulitnya.

Hasilnya cukup memuaskan, dia naik 2 tingkat, dari Mortal Foundation Bintang 2 ke Mortal Foundation Bintang 4.

"Sudah cukup hari ini, aku memerlukan lebih banyak poin pengalaman untuk naik ke Bintang 5." Sasaki beranjak dari tempat tidurnya dan mulai mencium bau menyengat dari tubuhnya.

Dia melihat ke bagian tubuhnya dan mendapati cairan hitam yang lengket berada di sekujur tubuhnya.

Xing Tian langsung menutup hidungnya karena saking baunya, dia kemudian berjalan keluar dari ruangan itu.

"Selama-" Saat Xing Tian keluar dia hendak disapa oleh Kepala Desa, namun sapaannya itu terhenti ketika mencium bau busuk yang menyengat.

Xing Tian tersenyum canggung lalu menjelaskan apa yang terjadi, Kepala Desa kemudian menunjukkan ruangan untuk membersihkan dirinya.

Sesampainya dia di ruangan itu dia membuka pakaiannya, menampakkan kulit putihnya yang bersih tanpa cacat.

Xing Tian membasuh tubuhnya dengan air panas yang sudah di sediakan oleh Kepala Desa, sembari melakukan itu dia juga memikirkan langkah kedepannya.

Dari percakapannya semalam bersama Paman Fu, dia mengetahui kalau mereka saat ini berada di Benua Daratan Timur.

Menurut penjelasan Paman Fu, Benua Daratan Timur dibagi menjadi beberapa wilayah yang dikuasai oleh sebuah Kekaisaran.

Sejauh ini ada 3 kekaisaran yang berdiri di Benua Daratan Timur, yaitu HolySun Empire, EarthHeaven Empire, dan BlackMoon Empire.

Paman Fu menjelaskan dirinya bisa mengetahui ini karena dirinya dulu sempat mengikuti ujian menjadi sarjana di EarthHeaven Empire, tapi karena gagal jadi dia mengurungkan niatnya dan kembali menjadi pemburu seperti sedia kala.

Setelah Xing Tian membersihkan dirinya dia diajak untuk sarapan pagi oleh Kepala Desa.

"Terimakasih Pak Kepala Desa" Xing Tian berkata dengan penuh hormat.

Kepala Desa tersenyum tipis, " Tak perlu berterimakasih tuan kultivator, sebuah kehormatan bisa melayani seorang kultivator seperti anda" Sikap Kepala Desa berubah setelah mengetahui kalau Xing Tian merupakan seorang kultivator, dia menjadi lebih jarang bercanda dan bertingkah seolah-olah Xing Tian merupakan seseorang yang suci.

Xing Tian saat ini tidak tau apa yang membuat Kepala Desa begitu menghormati seorang kultivator, tapi nanti di masa depan dia akan mengerti alasannya.