"Kenapa Mama tertawa?" Arya bertanya sambil cemberut. Dia tidak menyangka ibunya justru menertawakan alasan yang ada di dalam hatinya. Semua itu benar-benar alasannya yang tidak dibuat-buat. Tetapi wanita itu justru seakan tidak serius mendengar ceritanya.
"Nak, kamu memang berbeda. Di satu sisi banyak pria yang justru dengan senang hati didekati oleh para wanita. Di luar sana banyak sekali pria yang merasa bangga dikejar begitu banyak wanita cantik tetapi kamu justru ingin menghindarinya. Dan kamu menggunakan Zahra sebagai tameng pelindung kamu. Apakah itu tidak keterlaluan?"