"Maaf, tapi aku harus kembali ke mejaku!" zahra mencoba menolak dengan sopan. Tetapi Dina justru berdiri menghampiri Zahra. Memegang punggung kedua wanita itu dan memaksanya untuk duduk di sebuah kursi. Zahra benar-benar ingin menolaknya tetapi dia tak memiliki kuasa.
"Aku penasaran kenapa kamu bisa ada di restoran mahal ini?" mereka melanjutkan pertanyaan mereka.
"Apakah kamu bekerja di sini?" pertanyaan selanjutnya kembali terlontar.
"Ya jelas dong. Aku yakin kamu adalah seorang pelayan di restoran ini. Karena tidak mungkin kamu bisa menjadi tamu pelanggan di sini bukan. Makanan di sini sangat mahal meski sesuai sih dengan kualitasnya. Makanan di sini adalah makanan yang berkelas tidak pantas dinikmati oleh orang-orang seperti kamu. Sudah berapa lama kamu bekerja di sini?"
"Ah, kalian tidak boleh bertanya seperti itu meski bagaimana di adalah teman kita saat SMA. Apakah kamu sekarang udah kuliah? Kemanakah kamu melanjutkan studi kamu?"
