Kepala pelayan meminta agar cinta membawa makanan agar tidak membuat para pengawal itu curiga. Dia harus menyamar sebagai seorang pelayan agar bisa bertemu dengan ibunya. Dia membawa makanan dengan menggunakan kedua tangannya. Dia pun berharap agar memang bisa bertemu dengan ibunya agar dia lolos dari pengamanan kedua orang yang berada di depan kamar wanita paruh baya itu.
Hati cinta penuh dengan ketakutan wanita itu hanya bisa menundukkan kepalanya karena rasa takut yang dirasakan oleh hatinya. Tetapi seperti itulah sebuah kenyataan yang ada di hadapannya tetapi sepatu itulah sebuah kenyataan yang harus iya terima dengan penuh rasa takut dia berjalan mengikuti langkah kepala pelayan untuk masuk ke dalam kamar di mana ibunya berada.
Pada awalnya kedua pengawal itu menghentikan langkah cinta yang hendak masuk ke dalam ruangan itu. Sepertinya mereka masih asing dengan wajah pelayan baru di rumah tersebut.