Sungguh dia masih tak percaya ketika dia merasakan sentuhan tangan dari zahra ketika rasa sakit yang begitu menguasai diri dan pikirannya namun rasa sakit itu tiba-tiba menghilang karena dia mendapatkan pelukan dari zahra sementara kenyataannya zahra masih berada di rumah sakit. Pemuda tampan itu tak bisa berbicara dengan jernih. Dia pun bergegas untuk rumah sakit dan berjalan masuk ke dalam ruangan di mana zahra berada. Seperti apa yang disampaikan oleh perawat melalui telepon bahwa keadaan zahra sedang tidak baik. Kondisinya memburuk bahkan dia sudah tidak punya harapan lagi.
Ketika arya menatap wajah seseorang dokter yang bertugas untuk menangani penyakit zahra pria paruh baya dengan pakaian serba putih itu hanya menggelengkan kepala memberikan isyarat kepada arya bahwa zahra benar-benar tak memiliki pilihan bahwa zahra tak memiliki kesempatan.