Zahra masih berdiam diri di sana. Semua orang sudah lalu lalang datang dan pergi dari stasiun kereta api tut tetapi dia tidak bergerak. Dia tidak memiliki arah dan tujuan dia juga tak tahu kemana perginya akan melangkah. Kedua matanya terbuka menatap ke hadapannya tetapi tatapan itu terlihat kosong karena tak ada satupun yang masuk ke dalam pikirannya.
Zahra masih meneteskan air mata. Dia tidak tahu bagaimana bisa dirinya berada di sana. Dia sama sekali tidak memiliki niat tahu untuk pergi menggunakan kereta api kereta api kedua kakinya membawanya ke tempat itu. Namun ketika tiba di sana dia justru merasa bingung. Kedua kakinya yang tidak bisa melangkah karena sudah tak tahu arah tujuan.
Dari kejauhan seorang pemuda tampan memperhatikan wanita itu. Dia ingin mengajak wanita itu pula tetapi dia tak tahu caranya. Dia merasa sangat menyesal karena membiarkan istrinya pergi sampai sejauh ini. Tetapi arya juga gak tahu apa yang harus di lakukannya sekarang.