Dilihat nya seorang wanita yang anggun nan cantik berdiri menghadap langit di atas pegunungan indah. Ya...indah, sangat indah. Wanita itu berbalik dan menatap Grace penuh kasih seorang ibu. Tatapannya yang begitu suci, dalam, tulus, dan tenang membuat Grace meneteskan air mata tanpa di sadari. Grace berlari menuju wanita itu dan berkata "mamie, aku kangen sama mami".
Grace terbangun dari mimpi nya dengan air mata sudah membasahi pipi mulus nya, kemudian ia menangis tanpa suara. Kini sudah jam 08.07 pagi ia harus segera bersiap siap untuk bekerja di perusahaan ayahnya sendiri, Bastian corp.
Ia segera beranjak dari tempat tidur nya dan segera mandi. Diingatnya kembali bagaimana ia kesepian setelah kepergian mamie nya. Ia ingat betul bagaimana mamie Karine tertabrak begitu tragis di depan wajah nya sendiri saat hendak memasukki gerbang sekolah nya.
Grace kembali meneteskan air mata nya.
Setelah bersiap siap untuk pergi bekerja, ia menuruni tangga dengan perasaan kosong hampa, dilihat nya papie dan mama ibu tiri nya sedang duduk sarapan di meja makan.
"hai Grace ! Tumben kok rada telat bangunnya ?" Tanya mama Agnes ibu tirinya.
"Gapapa kok tan, cuma tidur telat aja tadi malam" jawab Grace.
"Heh, panggil 'mama Agnes' ! Dia ibu kamu sekarang ! " Papie Hans menegur Grace.
"Udah lah sayang, Jangan dipaksa" Ujar Mama Agnes dengan lembut.
Mama Agnes memang baik pada Grace, hanya saja Grace sulit untuk menerima seorang pengganti mamie Karine. Selain itu Mama Agnes juga mempunyai seorang anak laki laki bernama Enes
Grace hanya tersenyum kecil dan pamit untuk bekerja.
"Kamu gak sarapan nak ?" Tanya mama Agnes.
"Gosah tan, aku engga lapar kok" ucap Grace dan berlalu pergi, sedangkan Mama dan papie melanjutkan sarapannya.
Grace menaikki mobil sedan berwarna hitam elegan milik nya dan melajukan mobilnya ke perusahaan.
Setelah sampai di depan gedung perusahaannya dia melihat gedung itu menjulang tinggi.
"Bastian Corp."
Perusahaan milik ayah nya, jerih parah Ayah nya saat muda, dan kini ia yang menjalaninya.
Sebenarnya perusahaan ini akan di berikan kepada abang tiri nya bernama Enes. Namun Enes lebih memilih tinggal sendiri di Itali.
Grace berjalan masuk ke gedung tinggi itu, ia di sapa oleh setiap orang yang melihatnya.
Kini, Grace sedang duduk di ruangannya sambil menatap kosong berkas berkas yang harus ia tanda tangani, namun tatapan kosong buyar begitu saja saat ada seorang wanita sekertaris masuk ke dalam ruangannya tanpa dia sadari.
"Kok ga ketuk pintu dulu ?" Tanya nya heran kepada sekertaris Kimmy.
"Maaf, tapi sebelum nya saya sudah mengetuk pintu, namun syaa tidak menerima jawaban, jadi saya pikir ruangan ini tidak ada orang" ucapannya secara formal.
"Ohh, iya. Maaf tadi saya engga nyadar" ujar Grace yang merasa diri nya ceroboh. "Ada apa ?" Lanjutnya.
"Ini, tadi Pak Gery Menghubungi perusahaan untuk memajukan pertemuan dengan anda" ucap Kimmy dengan sopan kepada direktur nya itu.
"Ugh... mengapa tiba-tiba ?" Grace merasa kesal namun tetap beranjak dari tempat duduknya sambil mengambil jas nya dan menjinjing jas di pundak nya.
Ia berjalan dengan percaya diri diikutin oleh Kimmy di belakang nya. melalui beberapa karyawan nya dengan sangat berwibawa, mereka semua yang melihatnya terpanah. Grace sangat cantik dengan pakaian formalnya, elegan, Berani, aura kepemimpinan nya sangat menonjol sama seperti Mamie Karine. Tidak salah pemegang saham terbesar menyetujui Grace manjadi direktur Bastian Corp.
"Lokasi pertemuan nya tidak berubah kan ?" Tanya Grace dengan tetap berjalan dengan percaya diri.
"Iya, tetap sama" ucap Kimmy mengangguk kan kepala nya.
Mereka berjalan menuju mobil sedan milik Grace. Dan segera melajukan mobilnya ke kafe yang menjadi lokasi yang menjadi tempat pertemuannya dengan Gery Corp.
Gery Corp... perusahaan besar hanya dengan beberapa belas tahun berkat CEO muda, Gery Marquez.
Setalah sampai di kafe yg di tuju, Grace dan Kimmy segera mencari keberadaan Gery Marquez.
Grace melihat seseorang melambaikan tangan kepada mereka dan Segera mengetahui itu adalah Sekertaris dari Pak Gery.
Grace dan Kimmy duduk di depan Gery dan Sekertaris nya yang bernama Geo, dan memperkenalkan diri nya kepada Gery.
"Halo, senang bisa bertemu anda hari ini. Saya Grace Diandara. Direktur perusahaan Bastian Corp." Ujar Grace berdiri sambil menjulurkan tangannya.
"Halo Grace, saya Gery Marquez !" Ucap Gery ikut berdiri dan Menjabati tangan Grace.
Setelah itu mereka pun kembali duduk.
"Saya menerima kerja sama kita" Ucap Gery yang membuat Grace, Kimmy, dan Geo merasa kebingungan karena Grace belum menjelaskan kerja sama seperti apa yang akan ia tawarkan.
"Hah?" Hanya itu yang keluar dari mulut Grace Karena bingung harus bicara apa.
" Haha, saya sudah mendengar tentang perusahaan anda dari pemegang saham di perusahaan saya. Dan membuat saya sangat tertarik dengan itu. " Ucap Gery tersenyum dan itu membuat semua yang di sana tercengang.
Karena sejatinya sangat jarang dan bahkan bisa dibilang tidak ada yang melihat Gery tersenyum seperti itu semenjak kematian calon istri nya 4 tahun lalu.
Setelah beberapa saat mereka melanjutkan kerja sama seperti apa yang akan kedua perusahaan jalani. Grace memberikan kontrak kerja sama kepada Gery untuk di tanda tangani. Gery tanpa ragu menanda tangani kontrak itu.
Kimmy dan Grace pun kembali ke mobil dan mulai mengeluarkan pertanyaan yang membuat mereka terheran heran.
"Menurut kamu, emang ada orang yang sebegitu loyal untuk menyetujui kerja sama perusahaannya yang 'besar' itu dengan perusahaan lain ?" Ucap Grace dengan tatapan kosong dan bingung nya.
"Engga, dan lagi Pak Gery senyum ???? Whaaatttt ?? Impossible" jawab Kimmy dengan tatapan yang sama dengan Grace.
"Au ah pusing pala barbie, mau makan apa kamu ? Aku traktir" ucapan Gracia keluar begitu saja
"Bentar mikir duluu dengh" jawab Kimmy. mereka kini berbicara santai.
"Naseegorrr !!!" Ucap mereka secara bersamaan dan saling bertatapan aneh kemudian tertawa.
Sudah sejak lama Grace tidak tertawa lepas seperti itu. Terakhir kali ia tertawa seperti itu adalah saat ia hendak memasuki gerbang sekolahnya, dan ketika dia berbalik sudah dilihatnya mamie Karine terbaring sekarat, berlumuran darah.
"Keeiii, Makan nasgorrr yak !! " Ucap Grace tersenyum seperti teman kepada Kimmy.
"Hoohh" ucap Kimmy.
Kini mobil Grace melaju mencari abang-abang nasi goreng.
Grace menemukan sebuah gerobak Nasi goreng yang bertulis kan "Nasgor goyang lidah" Kimmy dan Grace yang membaca itu tertawa geli.
Kemudian ia memesan semua nasi goreng yang tersisa di gerobak itu untuk diberikan kepada para karyawan lainnya dan tentunya untuk dirinya dan Kimmy yang sekarang ia anggap 'teman'.
Kini mereka sudah kembali ke Perusahaan dan segera membagi bagikan nasi goreng yang sudah di beli tadi sebelum dingin. Setelah itu mereka kembali bekerja.
Hari sudah mulai malam, sudah saat nya jam pulang kantor. Grace meregangkan badannya yang terasa pegal dan di lihatnya jam di tangannya yang sudah menunjukan pukul 16.05. Ia segera bersiap untuk pulang.
Setelah sesampainya di rumah ia melihat ada 2 buah mobil mewah, Grace tak ambil risau ia tetap berjalan masuk dengan lesu setelah seharian bekerja.
Saat ia hendak menaiki tangga,Grace mengalihkan pandangannya karena mendengar suara yang tidak asing baginya. Di lihat nya ada Pak Gery sedang duduk di kursi ruang tamu bersama 2 pasang suami istri paruh baya. Dengan bersamaan Gery mengalihkan pandangannya kepada Grace. Mereka diam menatap satu sama lain, kemudian Gery tersenyum.
"Hey, ketemu lagi kita. Hahaha" ucapnya tertawa pelan.
"Oh...hey ! " Jawab Grace.
"Grace, kemari nak !" Ujar Papie Hans.
Dengar patuh, Grace berjalan ke arah ruang tamu itu dan duduk di samping Papie Hans dengan sopan walau sebenarnya Grace sudah sangat lelah.
"Wah... Hans ! Anak gadis mu sangat cantik dan sopan. Pasti kamu bangga hahaha" ujar seorang pria paruh baya yang di di duga Grace itu adalah ayah dari Gery.
"Hahaha, bisa saja kau Claudio. Anak mu juga sangat tampan dan sangat pekerja keras" ujar balik Papie Hans yang hanya di balas senyum oleh Pria paruh baya yang di sebut Claudio itu.
"Oh ya, saya datang kesini bermaksud untuk mendekatkan anak kita, yah anda pasti tau maksud saya" ujar Claudio.
"Ahhh, saya paham. Tapi itu tergantung pada anak anak itu sendiri, apa kah mereka mau atau tidak. Saya tidak punya hak untuk memaksa mereka saling mencintai" ucap Papie Hans.
"Saya tidak keberatan akan hal itu !" Jawab Gery dengan sangat yakin dan antusias.
"Bagaimana dengan Grace ?" Ucap Claudio.
"Ahh ? Hah ? Oh...haha..anu...i, iyaa engga apa-apa" ucap Grace dengan sembarang.
"Ohhh hahahaahaha, baiklah kalau begitu kapan kalian akan mengadakan pernikahan ?" Ucap Claudio dengan sangat buru buru.
"EHH , KOKKKK ?????" Ucap Grace sangat terkejut.
"Eh, apa itu tidak terlalu cepat bagi mereka ? Mereka baru saja kenal" ujar Papie Hans.
"Ahhh, tidak apa kok Om. Saya dan Grace sudah kenal sejak beberapa bulan yang lalu, dan menurut saya itu semua sudah membuat saya yakin dengan Grace" ujar Gery santai sambil menatap Grace. Sedangkan Grace sendiri hanya bisa tersenyum aneh dan canggung.
"Tuhh, mereka sudah kenal beberapa bulan yang lalu, Hans" ujar Om Claudio.
"Ah...begitu, saya akan setuju bila Grace menerima nya. Jadi bagaimana pendapat mu Grace ?" Jelas Papie sambil melihat ke arah Grace.
"eum....aku sebenernya tidak terlalu setuju dengan itu...aku masih mau fokus dengan perusahaan Papie" ucap Grace menunduk karena tidak enak dengan Om Claudio.
Ya, sebenarnya Grace masi belum siap dengan pernikahan. Apa lagi dengan ada nya isu dimana mantan pacar Gery, Retha meninggal 5 yang lalu....dia benar-benar tidak siap dengan semua yang akan datang jika Grace menikah dengan Gery.
"Baik lah, tidak apa. Kalian bisa pdkt-an dulu nanti kalau sudah siap kalian bisa menikah kapan saja. Hahaha" ujar Claudio dengan santai, seolah tidak merasakan kecanggungan yang Grace rasakan.
Setelah berbincang-bincang dengan Papie, Om Claudio dan Gery pun berpamit pulang. Selama perbincangan mereka Grace hanya mendengarkan dengan bingung, karena ia tidak paham dengan apa yang mereka bicarakan. Ia sudah benar-benar tidak ada tenaga lagi sehingga saat tiba di kamar nya sendiri dia terlentang di kasurnya dengan sangat pasrah.
Kembali dia pikirkan tentang topik pembicaraan Om Claudio yang berencana untuk menikahkan anaknya Gery dan Grace. Kemudian dia tertidur di kamar nya karena terlalu lelah dan lupa untuk membersihkan tubuhnya.
Sinar matahari di pagi hari sudah mulai merambat ke kamar nya, ia menyilaukan matanya di lihatnya ada seorang pria sedang duduk di samping tubuhnya seolah menunggu ia bangun. Sesaat menyadari bahwa pria itu adalah Gery, sontak Grace terduduk dan berhadapan langsung dengan Gery. Kemudian ia berdiri dengan cepat dan berjalan ke arah pintu keluar.
"Heyy, mau kemana ?" Tanya Gery.
"Umm, anu mau turun ! " Jawab Grace yang begitu saja keluar dari kamar. Gery tersenyum tipis tak tau apa yang di senyumi nya.
Grace menuruni tangga dan segera duduk di meja makan bersama Papie dan Mama Agnes. Kemudian dia berbisik pada Papie.
"Papie, kok Gery di kamar aku sih ?" Tanya Grace.
"Ohh, dia nyariin kamu tadi. Makanya dia kekamar kamu, sekalian pdkt sih kata nya." jelas Papie dengan santai.
"Yaa kann bisaa nungguin nya di luar, ngapain di kamar aku sih. Kenapa Papie engga nahan Gery supaya nunggu nya di luar aja jangan di kamar aku !?" Omel Grace dengan tetap berbisik.
"Oh" singkat, padat, dan sangat jelas ucapan itu keluar begitu saja dari mulut Papie. Sedangkan Grace hanya mengerutkan wajah nya karena kesal.
"Gery, sini nak sarapan bareng" ucap Mama Agnes saat di lihatnya Gery turun dari tangga.
"Ah, gosah tante. Saya nanti makan bareng Grace aja " tolak Gery dengan sopan.
"Ohh, kamu mau ngajak Gracia jalan nihh cerita nya?" Mama Agnes menggoda Gery.
hii everyone, makasihh banyak ya udahh bacaa sampai sini. dan maaf jugaa banyak typo yang bertebaran karena ini novel pertama sayaa !! stay tunee untuk next chapter <3 see you ciaaoo !!