Dani tidak bisa maju atau mundur, belum lagi semua selebriti Jakarta sekarang berkumpul di tempat ini, meski diam-diam, wajahnya masih dipertaruhkan.
Namun, dia tidak memperhatikan ancaman Laras. Dia bersandar di kursi roda dengan tangan di sandaran lengan. Perubahan suasana hati hanyalah kejadian sesaat, dan dia sudah kembali ke penampilannya yang suram.
"Mari kita mulai bisnis." Nada suara Dani biasanya suam-suam kuku, "Apakah menurutmu aku akan kehilangan akal sehat karena provokasi ini? Kamu mungkin melihat dirimu terlalu tinggi."