Setelah kepergian Ali, Ida jadi lebih menutup diri. Ia bertekad tidak akan mau berteman dan dekat dengan lelaki manapun. Karena di hatinya masih tersimpan nama Ali. Gadis itu tidak mudah menerima kehadiran orang lain, sehingga saat ia sudah menjatuhkan hati, tidak mudah baginya untuk berpaling ke hati yang lain.
"Nak Ida, Mama berharap kita bisa tetap menjalin silaturahim yang baik, meskipun kini Ali tidak ada lagi di tengah-tengah kita. Mama sudah menganggap kamu sebagai anak kami sendiri, meskipun perkenalan kita masih terbilang singkat, tapi jujur entah mengapa sejak pertama kali bertemu dengan kamu, Mama langsung suka dan setuju jika Ali berniat langsung melamarmu tanpa melewati masa berpacaran dulu."
"Papa juga berharap, jika kita bertemu di jalan, kita masih saling sapa. Jika ada waktu mainlah ke sini. Rumah kami selalu terbuka untuk Nak Ida."