Keesokan harinya, seperti biasa Sere berangkat sekolah diantar oleh ayahnya. Ketika hendak membuka pintu mobil, Sere tidak sengaja memergoki Sean yang tengah mengintip dari jendela rumahnya. Sere terdiam sebentar dan menatap balik Sean, akhirnya Sean menyadari bahwa Sere sudah memergokinya, dan ia pun langsung menutup hordeng jendela dan menghilang. Setelah Sean menghilang, barulah Sere masuk ke mobil dan berangkat sekolah. Selama diperjalanan, Sere dan ayahnya membicarakan tentang persiapan Sere untuk mengikuti ujian akhir dan rencana untuk melanjutkan sekolah SMA. Sere adalah anak yang terbuka dengan orang tuanya, meskipun ia pendiam dan tidak banyak berbicara kepada orang lain, namun Sere adalah anak yang tidak pernah berbohong, Sere selalu melibatkan orang tuanya dalam keputusan apapun yang ingin diambilnya. Beruntungnya, Sere juga mempunyai orang tua yang selalu mendukungnya. Orang tua Sere tidak pernah memaksa anaknya untuk melakukan apa yang tidak disukainya.
Sere sampai disekolahnya dan langsung masuk ke kelas. Di kelasnya, sudah ada Arga, Devan, Ara, dan Mira yang sedang berkerumun di tempat duduk mereka yang berada di pojok kiri depan itu. Sepertinya sedang ada hal serius yang dibahas mereka.
"Itu Sere" Devan sambil menunjuk kearah Sere yang baru sampai
Mereka berempat langsung menoleh kearah Sere, seakan mereka memang sudah menunggu Sere.
"Belom abis-abis diskusinya?" tanya Sere kepada mereka berempat
"Tau nih si Mira" kata Arga
Setelah menelpon Sere kemarin, Mira langsung memberi tahu Ara, Arga, dan Devan lewat Grup Chat mereka, jadi mereka sudah sepakat untuk ke rumah Sean bersama-sama. Mira memang anak yang berani dalam menyampaikan pendapatnya, Mira cenderung ceplas-ceplos dan sering berkata sesuka hatinya. Mira juga memang kurang menyukai Vivi dan Hana, terutama Vivi, karena selain mereka suka cari perhatian dengan Sean, juga karena mereka suka sombong dengan memamerkan apa yang mereka punya.
"Ih bukan, gue cuma ingetin aja, biar ngga pada lupa" Sahut Mira
"Ngga bakal lupa, orang tadi pagi aja udah 10 kali lu ngomong di grup!" kata Devan.
Mira memanyunkan kedua bibirnya, dan membuat teman-temannya tertawa. Tidak lama Vivi dan Hana masuk ke kelas. Ara memberi isyarat kepada Mira kalau mereka berdua sudah datang. Mira menoleh dan memalingkan pandangannya ke atas sembari menoleh kembali kearah teman-temannya. Terlihat jelas kalau Mira tidak menyukai mereka. Mira menyusun strategi yang sudah disampaikannya di grup chat mereka.
"Pokonya nanti, kita biarin mereka sampe duluan di rumah Sean, kita mampir dulu aja ke minimarket. Terus kita langsung ke rumah Sean terus tunjukin kalo kita akrab sama mamanya Sean!" begitulah strateginya. Mira memang sangat cerdik.
Sekitar 10 menit berlalu, akhirnya bel masuk pelajaran berbunyi. Semua berjalan dengan baik, para murid belajar dengan tertib hingga jam pulang sekolah. Ketika bel pulang berbunyi, Mira melihat kalau Vivi dan Hana terlihat bergegas langsung keluar kelas.
"Eh, laper nih, ke kantin dulu yuk!" ajak Devan
"Yuk, gue juga aus, tadi belom sempet minum banyak pas istirahat!" Sahut Ara
"Ke toilet dulu ya, pengen pipis" kata Sere
Mereka bersiap-siap dan langsung keluar kelas, Arga dan Devan ke kantin duluan, sedangkan si cewek-cewek ikut ke kamar mandi bersama Sere. Sambil mengunggu Sere yang sedang buang air kecil, Mira bercerita ke Ara kalau tadi Vivi dan Hana terlihat buru-buru langsung keluar kelas. Ara menanggapinya dengan santai dan memaklumi itu. Tidak lama, Sere pun keluar dari kamar mandi, dan mereka langsung menyusul Arga dan Devan.
Devan, Arga, dan Sere memesan siomay dan batagor di kantin, sedangkan Ara dan Mira memesan es jeruk manis. Setelah selesai makan dan minum, mereka langsung bergegas ke minimarket untuk membeli berbagai snack dan langsung menuju rumah Sean. Sesampainya disana, Sere pulang terlebih dahulu kerumahnya untuk menaruh tas dan mengganti sepatunya dengan sendal jepit kesayangannya. Ketika hendak masuk, mereka melihat ada 2 pasang sepatu yang tentu milik Vivi dan Hana. Devan mengetuk pintu dan langsung dibuka oleh mama Sean.
"Eh, kalian dateng lagi?" kata mama Sean yang senang
"Iya tante, mau main dong, kita kan sahabat terbaik Sean, kan kita sering main kesini ya tante?" kata Mira dengan suara yang lantang, maksud hatinya agar Vivi dan Hana mendengar.
"Hihihi, Iya, ayo masuk... ada temen kalian juga nih, kenapa kalian ngga bareng?" tanya Mama Sean
"Oh, ada orang? Kita ngga tau tante, orang ngga ngajak-ngajak!" kata Mira kembali dengan intonasi nada yang lebih ditekan.
Sere dan Ara saling melirik karena tingkah laku Mira. Kemudian mereka masuk dan langsung memberikan snack yang tadi dibeli kepada mama Sean. Ternyata Vivi dan Hana sedang duduk diruang tamu, mereka tampak kaget melihat kedatangan Sere dan teman-temannya. Vivi dan Hana saling melirik, namun tidak ada percakapan diantara mereka.
"Eh, kalian dari tadi?" tanya Mira
"I.. Iya Mira" jawab Vivi
"Oh, kok disini? Udah ketemu Sean?" tanyanya lagi
"Udah tadi, e.. Sean lagi istirahat" kata Hana
"Tante, kita mau keatas boleh ngga?" Mira meminta izin
"Boleh kok" jawab mama Sean dengan ramah
"Biasanya Sean juga langsung bangun terus semangat kalo kita dateng, apalagi ada Sere" kata Mira dengan lantang
"Sere bisa kapan aja kali kesini, setiap hari juga bisa" Ara menambahkan
Mira tersenyum kearah Ara yang turut menyukseskan aksinya itu. Vivi dan Hana mulai merasa canggung dengan perkataan Mira dan Ara. Kemudian Mira dan teman-temannya mulai naik keatas meninggalkan Vivi dan Hana.
"Kita keatas dulu ya Vi, Na" kata Arga mewakili teman-temannya yang sudah naik duluan
"Iya Ga"
Mereka naik keatas dan langsung masuk ke kamar Sean. Sean memang sedang tidur, namun ketika mereka datang, Sean langsung terbangun dari tidurnya.
"Cie yang dijenguk fans" Devan meledek
"Dia masih pada dibawah, ko lu tinggal tidur si?" tanya Arga
"Males lah, masa ada dua cewe di kamar gue" jawab Sean
"Ya turunlah, temenin tuh tamu!" kata Ara
Sean menggelengkan kepala dan membuat mereka tertawa. Sere terlihat diam saja dan tidak berekspresi apapun.
"Bagus, ngga usah ditanggepin, biarin aja!" kata Mira
"Ngga boleh gitu Mir" kata Devan
"Biarin" Mira menjawabnya singkat
Mereka mengobrol dan bercanda hingga suaranya terdengar kebawah. Vivi dan Hana mendengarnya dan diam. Tidak lama mereka berdua pamit pulang.
"Tante, kita pamit dulu ya.. terimakasih makanan sama minumannya" kata Hana
"Lho, kok buru-buru? Naik aja ke kamar Sean, gabung sama yang lain.. kayanya Sean bangun deh!" kata Mama Sean
"Nggapapa tante, lagian kita udah daritadi disini... kita pamit ya tante.. salam aja buat Sean sama yang lain" lanjut Hana
"Oh gitu, yaudah makasih ya Vivi, Hana udah dateng dan jenguk Sean... "
"Sama-sama tante, permisi" kata Vivi dan Hana
Vivi dan Hana langsung pulang dengan menggunakan mobil Hana, mereka ditunggu oleh supir Hana selama menjenguk Sean.
Setelah Vivi dan Hana pulang, mama Sean naik ke kamar putranya dengan membawa makanan dan minuman untuk mereka.
"Ini pas temen-temen dateng kok langsung sembuh ya!" kata Mama Sean
"Hehe, mereka berisik ma!" kata Sean
"Tadi Vivi sama Hana udah pamit pulang, mereka titip salam buat kalian semua" Mama Sean menyampaikan salam
"Lho kok ngga bilang kita kalo mau pulang" kata Mira
"Ngga tau, tadi katanya mau langsung pulang, soalnya udah daritadi" kata Mama Sean
"Kalian kok ngga bareng sama mereka datengnya?" tanya mama Sean
"Ngga tante, orang mereka ngga ngajak kita" kata Mira
Dewi langsung mengerti kenapa alasan sebenarnya, namun, ia hanya diam dan tidak mengatakannya.
"Yaudah, ini jangan lupa dimakan sama diminum ya, tante tinggal kebawah dulu" kata Dewi
"Oke, makasih tante"
Mereka berlanjut membicarakan Vivi dan Hana, serta membahas hal lain yang membuat suasana mengobrol mereka semakin seru. Sean menyadari kalau sedari tadi, Sere diam saja dan tidak berbicara sepatah kata pun.
"Re, diem aja dari tadi, ngomong lah!" kata Devan menyinggungnya
"Ngomong apaan?" jawab Sere
"Ya apa gitu, dari tadi lu diem aja" kata Mira melanjutkan
"Gue ngga tau mesti ngomong apa" kata Sere
"Wih, sampe tidak bisa diungkapkan lewat kata-kata ya Re?" kata Arga
Sere melirik ke Arga dan kembali diam.
"Cemburu dia, Vivi sama Hana kemari!" kata Sean. Sontak kata-kata Sean membuat Arga, Devan, Mira dan Ara bersorak lalu tertawa.
"Apaan si? Cemburu... cemburu..." kata Sere kesal
"Tuh kan, apa coba kalo ngga cemburu?" Sean meledeknya
"Ngapain gua cemburu sama lu!' lanjut Sere
"Itu buktinya marah" Sean lanjut meledek
"Dih, Engga!"
"Kalo engga mah jangan marah, kalo masih marah berarti cemburu" kata Sean
"Heh, oke banget lu ya sampe gua cemburuin! Siapa lu coba?" kata Sere
"Arsean Pranata Putra" jawab Sean
"Apaan si ngga jelas!" kata Sere
"Hei.. heii... sudah-sudah" Arga, Devan, Ara dan Mira berusaha menghentikannya agar mereka berhenti bertengkar, namun karena Sean memang anak yang jail dan usil, dia terus meledek Sere meski Sere sudah sangat kesal.
"Tau ngga apa yang jelas?" tanya Sean pada Sere
"Tau!" kata Sere
"Lu!" kata Sean
"Ko Gue?" Sere bertanya
"Iya, jelas-jelas lu cemburu, hahahahahah" kata sean diikuti dengan tawanya.
Tawa Sean menular ke teman-temannya. Sere tampak semakin kesal dengan raut wajahnya. Kemudian Sere langsung pergi dan pulang kerumahnya. Seketika suasana hening dan mereka berhenti tertawa.
Sere turun dari tangga dengan langkah cepatnya. Mama Sean yang sedang menonton TV di ruang tamu sampai kaget dengan derap langkah Sere.
"Lho, Sere mau kemana?" tanya Dewi
"Pulang tante" kata Sere yang mendadak raut wajahnya tersenyum kepada mama Sean
"Kenapa? Pasti berantem sama Sean ya?" Dewi menebak dengan benar
"Engga tante, Sere mau ganti baju" kata Sere
"Tante, Sere pulang dulu ya" lanjut Sere
"Ohiya, nanti main lagi ya" kata Dewi. Sere mengangguk dan langsung pulang kerumahnya.
Sementara suasana di kamar Sean....
"Eh, Sere marah" kata Mira
"Udah biarin aja, nanti juga baik sendiri.. gue sering berantem ama dia" kata Sean menganggapnya mudah
"Dasar lu ya!" kata Arga
"Dia mah kalo marah ngga ke semua orang, dia ngga akan marah sama kalian ko" kata Sean
"Iya kita tau ko, kalian berdua kan emang kaya kucing sama tikus" kata Arga
Tidak lama setelah itu, Arga, Devan, Ara dan Mira berpamitan pulang kepada Sean dan mamanya. Sebelum pulang, mereka juga mengunjungi Sere dan berpamitan dengan Sere. Sere mengantar mereka sampai ke depan komplek perumahannya. Setelah mereka naik angkot, Sere pun kembali pulang kerumahnya.
Sesampainya di dekat rumah, Sere melihat Sean yang sedang duduk diteras rumah Sean. Sere melihat Sean dan langsung bergegas masuk kerumahnya dan menutup pintu dengan rapat. Melihat itu, Sean tertawa dan semakin menganggapnya lucu. Rupanya, Sere masih marah dengan Sean. Tapi, Sean tidak terlalu memikirkannya, karena itu adalah hal biasa untuknya. Nanti juga mereka akan berbaikan kembali, pikirnya seperti itu.