Langkah kaki wanita paruh baya itu tergopoh-gopoh karena kelelahan usai menempuh perjalanan cukup panjang sembari membawa satu buah koper berukuran sedang dan juga satu buah tas jinjing. Ia melangkah mendekat pada pintu utama sebuah rumah sederhana.
"Selamat malam, permisi!"
Ucap Bik Arum begitu antusias ketika baru saja tiba di muka rumahnya. Rumah yang cukup lama ia tinggalkan karena harus pergi ke kota untuk mengadu nasib demi mencukupi kebutuhan keluarga kecilnya. Keluarga yang kini hanya menyisakan dirinya, satu orang putrinya dan terakhir adalah ibu kandungnya sendiri yang sudah berusia lanjut.
Saat ini waktu menunjukkan pukul sepuluh malam. Wajah Bik Arum pun tak dapat menyembunyikan raut kelelahan. Sekitar pukul tujuh pagi ia angkat kaki dari rumah Tuan Seno, yang kini telah resmi menjadi mantan majikannya. Menempuh perjalanan cukup jauh untuk sampai ke kampung halamannya.
Beberapa saat mengetuk pintu seraya mengucap salam, Bik Arum belum juga mendapatkan jawaban.