"Apa? Jadi, orang yang tadi datang ke kelas untuk menemuimu adalah Juwita? Gadis kampung yang menjadi pelayan pribadi barumu itu?' cetus Lizty dengan raut takjub.
Purie mengangguk sambil cengengesan. Sama sekali tidak ada perasaan bersalah dalam benaknya, ketika mendapati kehadiran Juwita yang telah rela menyusulnya hingga sampai ke sekolah itu.
"Ya, benar sekali! Dia sampai menyusulku ke sekolah hanya untuk membawakan buku ini padaku!" beber Purie sembari memamerkan buku dengan sampul berwarna coklat di dalam genggamannya itu.
Kini, tiga sekawan yang menjadi genk paling popular di sekolah itu tengah berjalan beriringan di koridor sekolah. Purie yang berjalan diapit oleh kedua sahabatnya, yakni Lizty di sisi kiri dan Reinatha di sisi kanannya itu tengah bergegas menuju kantin untuk menghabiskan jam istirahat yang baru saja tiba.