Hari kian gelap. Sang rembulan tampak telah memamerkan sinarnya. Keheningan pun menguasai langit. Keheningan yang juga begitu terasa di sebuah meja makan keluarga Tuan Adi. Meja berbentuk persegi panjang berukuran sedang. Terdapat tiga orang yang tengah menikmati santapan makan malam. Orang itu tak lain adalah Tuan Besar Adi yang duduk di sisi kanan meja. Sementara di hadapan Tuan Adi duduklah dua orang kakak-beradik yang tak lain adalah Junior dan juga Jimmy. Ketiganya tampak terlalu canggung dan kaku untuk dapat disebut "keluarga".
"Junior, makanlah dengan lahap! Kau pasti tidak menemukan menu ini saat menetap di Canada, bukan? Oma kau mana mungkin memasak seperti ini di negeri sana!"
Tuan Adi membuka topik pembicaraan. Ia memerhatikan putra bungsunya yang baru beberapa hari lalu datang dari Canada itu. Junior memang tampak tidak berselera menikmati makan malam ini.