Purie berjalan mondar-mandir di dalam kamarnya dengan gelisah. Setelah berlangsung selama beberapa menit hanya dengan melakukan hal yang sama, akhirnya Purie lelah sendiri dan memilih untuk menjatuhkan tubuhnya di atas kasur. Ia memukul-mukul keningnya sendiri dengan gusar.
"Laki-laki menyebalkan! Berani-beraninya dia merampas kalung berharga milikku! Dasar pecundang!" maki Purie seraya membayangkan sosok laki-laki asing yang baru pertama kali ia temui di Fortune Cafe tadi.
Sebenarnya, mudah saja untuk Purie mendapatkan kembali sebuah kalung berharga peninggalan mendiang maminya itu. Jikalau saja Purie bersedia menurunkan sedikit ego dan juga gengsinya, untuk datang langsung ke rumah laki-laki itu dan meminta maaf padanya. Seperti perintah dari laki-laki yang ternyata memiliki nama lengkap Junior Kelana Adi, sesuai dengan nama yang tertera di sebuah kartu nama yang ia berikan pada Purie.