Kamar yang berukuran cukup luas itu tampak begitu hening, kendati terdapat empat orang di dalamnya. Orang itu tak lain adalah Purie sang pemilik kamar, yang kali ini masih terbaring tak sadarkan diri di atas tempat tidurnya. Tiga orang lainnya tak lain adalah Tuan Seno, Junior dan juga Juwita. Mereka bertiga masih setia menunggu Purie siuman.
Tuan Seno duduk di tepi ranjang tempat tidur putri semata wayang kesayangannya itu. Termenung memandangi wajah pucat Purie sembari membelai lembut keningnya. Raut sedih pria paruh baya itu tak dapat lagi disembunyikan. Tuan Seno benar-benar merasa terpukul sekaligus iba mendapati kondisi Purie yang terbaring lemah seperti sekarang ini.
"Juwita, sebenarnya apa yang telah terjadi? Sehingga putriku bisa sampai seperti ini?" cetus Tuan Seno sembari terus menatap iba wajah putrinya yang kian memucat itu, tanpa sedikitpun menoleh ke arah Junior dan juga Juwita yang berdiri persis di sisinya.