Chereads / Kasih (Tak) Sampai / Chapter 7 - Memberi kejutan untuk Sandra

Chapter 7 - Memberi kejutan untuk Sandra

Suasana tampak mencekam dan hening sesaat ketika Arsen ingin menyampaikan apa yang harus dilakukan oleh Cahya. Cahya merasakan dadanya berdebar dan sesak saat ini. Dia harus ikut membuatkan kejutan untuk kekasih orang yang dia suka sejak lama. Sahabat yang sudah dia sukai sejak lama. Cahya merasa tersiksa karena terjebak friendzone. Dia benar-benar frustrasi dan ingin sekali menghilang dan menjauh dari Arsen agar rasa itu tidak semakin tumbuh. Tapi nyatanya, hari-hari yang dilaluinya selalu ada Arsen.

"Lo tolong nanti bantu pegangin gulungan kertas yang gue kasih tulisan I LOVE YOU untuk Sandra saat dia nanti masuk, bisa kan lo Ay? Plis gue mohon bantuan lo kali ini?" ucap Arsen menjelaskan tentang apa yang harus dilakukan oleh Cahya. Cahya menelan salivanya susah payah. Dia tidak menyangka jika Arsen malah melibatkan dirinya untuk membuat kejutan pada Sandra.

"Kok gue sih, emangnya lo nggak bisa sendiri? Bisa mual nanti gue kalau liat lo mesra-mesraan sama Sandra sementara gue Cuma jadi obat nyamuk lo. Lo nggak kasian gue jomblo?" tanya Cahya yang sepertinya menolak dengan candaan yang justru membuat Arsen tergelak saat mendengar ucapan Cahya barusan.

"Kok gue malah ngenes sih denger pengakuan lo, sumpah lucu. Tapi nggak apa lah Ay sekali-kali. Biar lo nanti tau gimana orang pacaran itu. Bisa lo buat referensi nanti kalau lo jadian sama cowok," sahut Arsen sambil tertawa. Dia tidak menyangka jika sahabatnya itu masih saja betah menjomblo. Padahal menurut Arsen, Cahya itu cantik dan imut. Apalagi kulitnya yang putih bersih bagaikan model pasti banyak lelaki yang suka dengannya.

"Astaga, kalau gue mau pacaran ya nggak lo yang gue jadiin referensi. Gue pilih yang lebih romantis lagi lah. Aneh lo." Cahya tak ingin kalah, dia pandai menyembunyikan perasaannya hingga sejauh itu agar Arsen tidak mengetahui dirinya menyukainya sejak lama. Cukup dirinya saja yang tahu akan hal itu.

"Yaelah lo kalau ngomong pedes bener Ay. Buruan deh putusin, lo mau nggak bantu gue malam ini?" tanya Arsen sekali lagi. Karena dia akan membuat kejutan untuk Sandra malam ini di café tersebut di usia pacarannya yang ketig bulan. Arsen merasa senang karena dia bisa menjadi kekasih dari gadis yang ditaksirnya.

"Iya bisa kalau Cuma pegang tulisan itu doang, terus ngapain lagi? Nggak harus nungguin kalian pacaran kan?" jawab Cahya, dia khawatir nanti perasaannya tidak tahan dan akan merasa sakit hati saat melihat Arsen dan Sandra merayakan ulang tahun sweet seventeen Sandra. Cahya merasa iri kepada Sandra yang bisa dicintai oleh Arsen dengan tulus. Dirinya bahkan hanya bermimpi selama ini untuk mendapatkan Arsen.

"Bagus, itu baru sahabat gue yang paling baik," sahut Arsen sambil tersenyum dan mengacungkan jempolnya karena senang dengan Cahya yang mau menolongnya.

"Yee, kalau ada maunya aja lo inget gue. Akhir-akhir ini kemana aja lo sampai lupa kalau punya sahabat sebaik gue?" tanya Cahya sambil menaikkan sebelah alisnya karena dia hanya bercanda saja.

Arsen tertawa. "Ya lo kan tau gue lagi sibuk sama Sandra, dia juga selalu minta pulang bareng dan minta jemput. Jadi gue nggak bisa nemuin lo juga pas istirahat di sekolah. Maafin gue ya Ay?" balas Arsen yang merasa tak enak hati dan bersalah kepada Cahya. Sebab dia menjauh dari Cahya semenjak berhubungan dengan Sandra.

"Iya gue paham. Serius banget lo sama ucapan gue," sahut Cahya sambil tertawa lepas dan Arsen menatapnya dengan senyuman. Dia selalu senang saat melihat Cahya yang tersenyum puas seperti itu.

"Ya siapa tau lo beneran kan, Ay buruan lo mau pesen apa? Biar gue yang traktir lo mumpung Sandra belum datang nih. Kalau dia udah dateng, lo nggak boleh ganggu pokoknya," celetuk Arsen, Cahya tersenyum tipis namun Arsen tidak melihatnya karena dia sedang melihat ponselnya. Mungkin sedang bertukar pesan dengan Sandra pikir Cahya.

"Geer banget lo, lagian siapa juga yang mau ganggu. Kan gue nggak mau liat lo nanti, cemburu gue liat lo sama Sandra mesra nanti," balas Cahya dengan perkataan yang ambigu namun Arsen tidak tahu maksudnya sama sekali sehingga dia hanya tersenyum saja menanggapi ucapan Cahya barusan.

***

Akhirnya waktu yang dinanti Arsen pun tiba, Sandra sudah berada dalam perjalanan menuju café yang dimaksud Arsen. Arsen yang membaca pesan dari Sandra tersebut merasa sangat senang dan bahagia karena akan bertemu dengan Sandra dan merayakan ulang tahun Sandra, Cahya masih setia menemani Arsen menunggu Sandra agar tidak jenuh. Sejak tadi Cahya hanya diam termenung sambil sesekali memandang wajah tampan Arsen yang tidak pernah bosan dipandang mata. Sedangkan Arsen sejak tadi asyik dengan ponselnya.

"Ar, gimana? Apa Sandra udah jalan ke sini?" tanya Cahya, sebab hari sudah malam dan dia ingin segera pulang. Padahal jam masih menunjukkan pukul 7 malam. Untuk anak remaja seusianya wajar masih belum tidur. Tetapi dia takut jika ayah dan ibunya akan menghukumnya seperti biasa karena tidak boleh masuk dan harus tidur di teras. Tetapi dia tidak ingin membuat Arsen kecewa karena dia sedang meminta bantuan kepadanya.

"Ini kayaknya dia udah dekat di café. Oh ya lo bisa sembunyi sekarang dan pas Sandra masuk nanti lo bisa buka kertas itu dengan lebar sehingga Sandra bisa baca tulisannya," ucap Arsen, Cahya segera bangkit karena Arsen menyuruhnya untuk bangkit dan dia sambil membawa semua peralatan yang akan digunakan untuk memberi kejutan kepada Sandra. Cahya tidak bisa menutupi rasa sesak di dadanya, dia benar-benar ingin sekali menangis namun tertahan. Dia harus menyiapkan mentalnya agar kuat melihat kemesraan Sandra dan Arsen.

Tak berapa lama, waktu yang dinantikan sudah tiba. Arsen memberi kode kepada Cahya agar membentang tulisan yang dimaksud tadi saat Sandra sudah berada di ambang pintu. Namun Cahya sepertinya terlambat dan dia tidak bisa memegang semuanya sendiri sehingga Sandra sudah masuk menemui Arsen tetapi Cahya masih bingung memegangnya karena kertas itu sangat lebar dan peru ditarik. Suasan café di situ sangat sepi. Hanya ada mereka bertiga karena Arsen sudah mereservasi tempat itu sebelumnya.

Arsen yang melihat itu merasa sangat kecewa dengan Cahya karena semua rencananya tidak seperti yang dia pikirkan sejak tadi. Semuanya gagal hanya karena Cahya terlambat membentang kertas itu dan balon-balon yang dihias di sampingnya.

Sandra yang melihat Arsen tampak marah merasa bingung, dia tidak tahu kenapa dia tiba-tiba malah meninggalkan dirinya yang sudah mendekat.

"CAHYA!" teriak Arsen, sehingga membuat Cahya terlonjak kaget karena mendengarkan suara Arsen yang memanggilnya dengan nada tinggi. Cahya merasa bersalah karena dia gagal membantu Arsen malam ini sebab dia kesulitan memegang buket bunga, balon-balon dan juga kertas tersebut.