"Ya karena lo." Jawab Felicia.
Ryan menelan ludahnya. "Fel, lo….."
Perkataan Ryan menggantung. Karena tiba-tiba Felicia maju dan berani memberi kecupan singkat pada bibir Ryan. "Karena lo." Ulang Felicia.
Rasanya waktu berhenti dan lidah Ryan kelu untuk bicara. Pria itu terpaku pada sorot sepasang mata berwarna coklat terang yang kini lurus hanya menatap dirinya, bukan yang lain.
Meksi merasa masih ragu dan bercampur sangat canggung, namun Ryan mulai mengulurkan tangan kanannya. Ia menyentuh pelan pipi kiri Felicia yang terasa sangat halus dan sedikit dingin. Lembut. Ryan tersenyum dan hanyut dalam kedekatan itu.
Kepala mereka sama-sama maju, hampir ujung hidung mereka menyatu, namun suara klakson mobil langsung mengejutkan mereka dan otomatis mereka menjauhkan diri satu sama lain. Suara klakson yang benar-benar membuat degupan jantung mereka sama-sama terasa ingin keluar dari tempatnya.