DEG!!
Degup jantung mereka semua langsung berdebaran. Mata mereka melebar ketika melihat kertas-kertas yang berisi huruf, lalu jika dibaca membentuk kata 'mati' tersebut.
Tampak seram, karena disertai coretan-coretan abstrak. Azzam pun hanya menelan ludahnya saja, tidak berani memberikan komentar lebih dulu.
"G-gue kok jadi takut ya guys… makin ke sini, arwah itu seakan mau nambah korban. Kalau memang jiwanya memiliki rasa dendam yang sangat amat, kenapa dia gak datengin dan bunuh si pelaku aja? Kalau dia datengin kita satu per satu dengan tujuan membahayakan nyawa kita, dia salah besar sih. Kita aja mau ngebantu dia, kenapa dia harus jahat ke kita? Padahal kita gak ada salah apa-apa sama dia. Dan Alvin, sahabat kita… salah apa coba? Harusnya dia datengin kita dengan tujuan mau minta tolong. Memohon ke kita, bukan kayak gitu." Omel Kina yang merasa semakin resah.
"Dia arwah, Na. Bukan manusia seperti kita yang punya tubuh dengan akal sehat." Sahut Andrea.
