Chereads / SI KECIL YANG PERKASA / Chapter 3 - Hari Pertama Tanpa Ayah

Chapter 3 - Hari Pertama Tanpa Ayah

Suasana pagi ini sangat cerah namun si Ragil masih memakai sarung dan peci terlihat sangat malas untuk beranjak dari tempat tidurnya, melihat jam sudah waktu pergi ke sekolah namaun hati nya masih berat untuk menunaikan kewajibannya itu. Pada akhir ia menulis sesuatu pada buku catatannya lalu bergegas keluar menemui sahabatnya.

" Assalamu'alaikum "

" Wa'alaikum salam, Ragil "

" Hari ini aku tidak bisa berangkat kesekolah titip surat izin ini ya "

sambil menyodorkan surat izin ke temannya untuk di berikan pada wali kelasnya, Ragil dengan sayu berlalu dari rumah sahabatnya.

sampai di rumah sedikit ia melirik tempat ayahnya berbaring terakhir kemarin.

Pagi ini Ragil merapikan semua seisi rumahnya dengan sangat lincah semua barang2 dan tempat sudut semua bersih dan rapi, tentu hal ini tidak sulit bagi ragil karena ia sudah terbiasa kerja di rumahnya walaupun usiannya masih terbilang masih anak anak. sifat dan wataknya seperti ayahnya.

Melihatnya sudah siang ragil baru sadar dirinya belum makan pagi, tiba tiba pintu di ketuk oleh seseorang, bergegas ia melihatnya keluar. ternyata tetangganya sedang membawa nasi lengkap dengan nasinya.

" Assalamu'alaikum "

" Wa'alaikum salam bude "

" Ini nak nasi dan lauk nya buat ragil ya, Maaf ya nak baru bisa ngantar soale tadi bude kesiangan bangunnya "

" ohya bulek saya sangat berterimah kasih merepotkan budeh "

" Tidak nak "

Sepulang bude dari rumahnya ia pun memakan nasi dan lauk yang di berikan, dengan semangat ia bergegas mencari wudhu untuk menunaikan sholat luhur di rumah untuk mendoakan kedua orang tuanya untuk menghapus segala kerinduan hari ini untuknya.

Suara kambing di belakang rumah berkoar koar rasanya berteriak teriak memangil Ragil untuk minta makanan, Hari ini hari pertama ragil tanpa ayahnya hal yang biasa dia lakukan seakan lupa sekejap mungkin hatinya masih di kelilingi rasa kehilangan.

" Hay kambing maaf ya saya lupa padamu hari ini "

Dengan riang kambing pun seperti tahu apa yang di alami Ragil hari hari ini, seakan kambing pun mendengarkan Ragil bicara, ia segera mengambil rumput sisa kemarin masih tersedia di gudang belakang, walaupun tidak segar namun masih layap menjadi santapan kambing buat makan siang hari ini.

Sore ini Ragil kembali ke rutinitas sebelumnya yaitu mencari rumput di ladang di luar kampungnya, tidak mungkin ragil meratapi kepergian ayahnya sedangkan dia masih punya masa depan yang masih butuh di perjuangkan dengan gigih.

Ragil hidup di sekitaran orang orang baik jadi dengan itu mampu membuat ragil cepat pulih dari rasa kehilangan di tambah lagi dengan sifat yang baik ragil mampu mendorong ia menjadi pribadi yang baik.