Gelapnya malam menyelimuti kedinginan hati, di tambah suguhan angin yang kencang yang
menyejukkan seisi Sukma, dalam sujudnya dia berdoa agar di berikan jodoh yang mungkin bisa
menerima iya apa adanya.
Dia bangun dari suzudnya dan melakukan tahiat akhir, di akhir salamnya dia merasa berdosa
dengan Gundah gulana atas segala sesuatu yang terjadi kepada dirinya juga atas dosa dosa nya, yang
entah kapan akan terselesaikan dari menghindari perbuatan keji sampai pada mengakhirinya.
Selesai lah iya dari salamnya seketika ada angin menghembus kencang ke sela-sela kamarnya yang
membuat iya gemetar saat mengucapkan.
"yaa Allah" nafas nya tertahan dalam lamunan nya sedang membayangkan Allah SWT sedang melihat
nya dan iya berusaha mengeluarkan air mata nya karena konon katanya orang yang mengeluarkan air
mata saat berdoa maka doa nya mustajab.
"hamba lelah sendiri" mulailah kelopak mata nya bergelombang dan iya pun meresapi setiap asa
yang ada di dalam dada nya, membayangkan akan Allah SWT sedang mendengarkan setiap doanya
yang iya gertakan dalam hati.
"Yaa Tuhan ku, sungguh ku sangat yakin bahwa kau maha pengasih lagi maha penyayang" air matanya mulai mengalir dari kedua matanya yang di tatapkan ke atas langit seraya mengangkat kedua
tangan, angin terus berhembus dengan kencangnya menambah suasana keheningan malam menjadi
kelabu dan dalam doa iya katakan.
"aku ingin pendamping hidup".
Namanya Ryo dia lelaki sederhana yang bisa di bilang kekurangan harta, entah kenapa waktu SMP
dan SMA iya sangat populer tapi karena tekanan hidup nya dia sempat mengalami kegilaan dalam
istilah kedokteran dia mengidap skizofrenia.
Itu sebab nya dia saat ini sangat sulit mendapatkan pendamping hidup, hari-harinya iya dagang
rujak dan ia lakoni dengan penuh semangat untuk mendapatkan tambatan hati yang iya sudah
rindukan dari dahulu, dia selalu berpikir negatif akan perasaan Wanita kepada nya. Yahh setiap kali
ada wanita cantik yang membeli dagangan nya dia selalu merasa risih karena takut mendapatkan caci
maki dari setiap wanita, padahal belum tentu wanita yang membeli rujak nya dia itu seperti apa yang
ada di pikiran nya.
" a pesen satu porsi yah" seorang pembeli berparas cantik membeli rujak pada Ryo
"ok neng" dalam hati Ryo betapa indahnya ciptaan Tuhan yang terbentuk dalam wujud wanita
tersebut tapi dia pesimis dan berpikir mana mungkin ada yang mau sama pedagang kaki lima apalagi
mantan ODGJ seperti dia. Selesai lah di buatkan rujak satu porsi untuk wanita tersebut dan wanita itu
hanya bilang terimakasih tidak lebih karena sudah melayani dia dengan baik. Tak ada tanda tanda
bahwa dia akan jadi jodohnya, semua terasa sama dia seperti pembeli yang lain.
Wajah nya terbayang oleh Ryo sampai malam hati nya ingin sekali mengenal dia lebih dalam lagi
namun apa daya dia hanya pembeli biasa yang hanya akan datang jika membutuhkan dagangan nya.
Dalam lamunan malam dia menulis satu syair puisi untuk wanita yang tak iya kenali itu.
Sejuk saat menatap mu
Lamunan ku terbang dan aku tersipu
Akankah jiwa ini tenang saat bayang mu tak hilang
Akan kah aku senang jika kau sudah ada yang meminang
Tulisan kecil yang iya tulis di buku harian nya menandakan dia sedang jatuh cinta pada seorang gadis
yang mana hanya tau pada saat membeli dagangan nya saja, tak tau namanya, rumahnya,
perjaannya, dan yang paling penting dia sudah berkeluarga apa belum.
Keesokan harinya seperti biasa iya dagang di depan masjid di salah satu kampung tetangga. Tidak
jauh dari rumahnya hanya beberapa ratus meter saja dan tidak sampai 10km. Dia menunggu pembeli
sambil membaca buku karya imam Al Ghazali.
Tidak lama pembeli datang dan pergi Sili berganti, namun pembeli yang iya tunggu tunggu belum
datang juga, dalam hati nya berkata.
"yaa Tuhan jika dia baik untuk ku dekat kan lah jika dia buruk untuk ku maka jauhkan lah"
saat iya asyik baca buku tiba-tiba ada seorang Muazin yang sudah iya kenal semenjak pertama kali
iya dagang di sana
" hey yo gimana jualan nya lancar" sapa bapa Muazin itu yang sudah di ketahui namanya adalah
Bapak Diwan
" Alhamdulillah pak, ini juga berkat doa bapa hehe"
"yahh kalau lancar mah Alhamdulillah bapa selalu dukung"
"iya pak makasih" jawab Ryo Dengan sopan santun nya.
"oyah bentar lagi adzan Dzuhur bapa ke mesjid dulu yah nanti abis sholat kita ngobrol lagi"
"ohh iya pak siap"
yah memang Ryo Dengan bapa Wandi ini sudah akrab dan dari sikap Ryo yang selalu jujur dalam
berkata kata terlihat tidak melebih lebihkan dan tidak mengurangi perkataan yang seharusnya di
katakan. Sampai adzan Dzuhur penantian nya akan kedatangan pembeli wanita yang membuat hati
nya terpikat itu usai karena si wanita itu tidak membeli nya lagi tapi Ryo tidak putus Harapan karena
waktu masih berjalan bisa nunggu sampai sore di kala iya tutup atau bisa nunggu esok lagi.
"Allah hu Akbar Allah hu Akbar"
suara adzan pun berkumandang dan Ryo merapihkan dagangan nya dan dengan tenang nya menuju
tempat wudhu
" bismillah hirrahman nirrahim" ucap Ryo Sebelum memulai wudhu nya.
Selesaikan dari berwudhu dia masuk mesjid mendahulukan kaki kanan nya seraya mengucapkan
" Allahumagfirli dunubi waftahli abwaba rohmatika" dan Ryo pun duduk seraya menjawab adzan
yang di ku mandangkan Muazin itu.
Sehabis Muazin selesai daripada adzan nya iya pun membaca doa selesai adzan dan di lanjutkan
dengan sholat sunat qobliah. Setelah selesai sholat sunat qobliah iya menunggu imam dan yang lain
menyelesaikan sholat sunatnya, dan di sela-sela itu harapan Ryo ingin segera bertemu dengan
wanita yang pernah membeli jambunya itu.
Sehabis sholat Dzuhur Ryo kembali pada meja dagangannya itu dan menunggu pembeli sambil
mengupas jambu karena stoknya lumayan sedikit. Dan tiba tiba datanglah pak Diwan mengajak
ngobrol Ryo
" pokoknya bapa doain moga dagangan nya laris juga berkah selamat dunia akhirat" tutur pak Wandi
pada Ryo.
" aamiin pak makasih doa nya" jawab Ryo singkat karena ada rasa malu di hatinya
" gimana nih Yo udah ada calon belum, masa ngelajang Mulu"
"waahh pak, saya ga PD kalau deketin cewek, kan bapa tau sendiri saya ODs" (Orang dengan
skizofrenia)
"aahhh jangan berkecil hati, bapak doain pokonya moga cepat ketemu sama jodoh nya"
"aamiin" jawab Ryo dengan santun.
Mereka ngobrol panjang lebar kesana kemari dan sedikit di bumbui dengan canda dan akhirnya pak
Diwan pun memutuskan untuk pulang karena masih ada pekerjaan yang harus diselesaikan.
Sampai sore tiba wanita yang di tunggu-tunggu itu pun tidak datang juga akhirnya Ryo memutuskan
untuk bereskan meja dagangannya dan menutup tempat jualannya. Di jemput lah iya oleh adiknya
yang bernama Rayi dan pulanglah Ryo dari tempat dagangnya itu.
Sesampainya di rumah Ryo menghitung pendapatan tadi dan setelah selesai ternyata mendapatkan
350rb.
"alhamdulillah" ucap Ryo bersyukur atas rezeki yang iya dapatkan hari ini.
"Rayi sini" ucap Ryo pada adiknya Rayi karena ingin memberinya upah, memang sehari-hari Ryo
selalu memberi adik nya upah karena sudah antar jemput dirinya.
"nihh buat beli rokok"
"ohh iya A makasih"
"iya sama-sama"
Ryo pun pergi ke kamar nya dan mengambil handuk untuk iya mandi dalam bayangannya iya masih
terbayang akan wanita yang pernah membeli rujak nya itu, sehabis mandi iya kembali menulis puisi.
Ohh nona
Kenapa kau tak datang kembali
Diri ini rindu kau ada di hadapan ku
Ingin bertanya siapa nama mu
Di tulis nya di buku harian nya kumpulan puisi-puisi juga kata-kata mutiara yang ada dalam benak
pikiran nya iya tuangkan di dalam buku hariannya. Malam pun tiba pukul 09:30 Ryo mengerjakan
sholat sunah tasbih di kamarnya, sehabis itu iya berdoa.
"yaa Allah, apa hamba salah memohon kepada Mu, kiranya engkau ridhoi hamba dengan dia maka
dekatkanlah hamba dengan dia yaa Allah, tapi jika engkau tak meridhoi nya maka jauhkanlah dia dan
hapuskan pula rasa cinta hamba kepada nya yaa Allah"
angin sejuk pun berdatangan silih berganti menembus pori-pori kulit Ryo tapi Ryo tidak gentar atau
merasa malas karena udara dingin yang iya rasakan, iya bersikukuh ingin berdoa kepada Allah SWT
untuk menyempurnakan agama nya dengan menjalankan sunah nabi yaitu menikah.
"yaa Tuhan ku, datangkan lah jodoh hamba siapa saja yang kau ridhoi, hamba mohon, hamba ingin
segera menyempurnakan agama hamba agar ibadah hamba bisa sempurna kepada Mu yaa Rabb"
Selesai nya berdoa Ryo mengusap muka nya dan membaca surat Al-Fatihah "aamiin" habis itu Ryo
mencoba tidur namun bayangkan wanita itu selalu saja menghantui nya, bagaikan surga yang di
harapkan sesama, cinta dalam hatinya makin mendalam walaupun hanya melihat nya sekali, dia
sangat merindukan wanita itu dan dia bertekad jika wanita itu membeli dagangan kembali maka iya
akan menambahkan porsinya lebih banyak lagi.