Entah berapa banyak keringat yang dia tumpahkan, Handoko akhirnya mengandalkan kekuatan fisik dan kegigihannya yang luar biasa di dalam hatinya untuk membawa Alia ke atas tebing.
Pada saat ini, seluruh orang di desa, di bawah mobilisasi keluarga Yanti, sibuk mencari Alia dan Handoko yang telah menghilang sepanjang malam.
Hanya saja mereka belum menemukan puncak gunung tersebut.
Di puncak gunung yang sepi, Handoko sudah kehabisan kekuatan dan terbaring lemah di tanah, tetapi tangannya tetap memegang erat Alia yang ada di dalam pelukannya.
Kelopak matanya terasa berat, dan akhirnya, dia perlahan tertidur.
Beberapa jam kemudian, sinar matahari yang terasa hangat menyinari tubuh mereka, dan angin sepoi-sepoi bertiup, yang terasa sangat menyegarkan.
Handoko membuka matanya sedikit, dan suara bersemangat terdengar di sampingnya.
"Oh, Presiden Handoko, Anda akhirnya bangun! Apakah Anda baik-baik saja?"