"Hah, terlalu berlebihan? Wanita jalang ini merayu anakku dengan seenaknya. Dan untuk apa yang dia lakukan, jika aku melemparkan dirinya ke jalan, maka itu adalah tindakah yang layak untuknya!"
Bonita menutupi wajahnya dengan tangannya, sambil berpura-pura menangis keras di samping, tapi dia menyembunyikan matanya dan mulutnya yang membentuk sebuah.
Alia, apakah kamu ingin membawa Handoko dan pergi dariku?
Teruslah bermimpi!
Alia memandang orang-orang di sekitar dengan panik. Seluruh tubuhnya berguncang karena ketakutan, seperti seekor binatang kecil yang dikepung oleh para pemangsa buas, yang membuat orang-orang merasa berbelas kasih padanya.
Kendra dan Thalia berjongkok di sampingnya dengan mata merah dan bengkak karena menangis. Mereka mencoba berbisik kepada Alia untuk menenangkannya, tapi dia malah melangkah mundur dengan panik.
"Ahh, bu, jangan menangis, ini aku, Thalia!"
Handoko berdiri diam di belakang Nyonya Wijaya, dan matanya terpaku pada wanita yang lembut itu.