Dia mengangguk berat, dan berkata dengan getir, "Paman, sejak aku masih kecil, bukannya kau sudah mengajariku bahwa seseorang harus berani mengakui kesalahannya? Oleh karena itulah, kurasa ibuku juga harus menghadapi kesalahannya sendiri. Dia sudah membunuh beberapa orang hanya demi ambisinya sendiri. Jika dia membunuh orang lain, bahkan lebih dari satu orang, maka dia harus menerima hukuman yang pantas dia terima."
Farid memandang keponakannya dengan selera campur aduk, dan tiba-tiba menyadari bahwa dia benar-benar telah beranjak dewasa, tidak seperti anak dalam ingatannya yang selalu berjalan mengelilinginya dan mengajukan berbagai macam pertanyaan.
Pria itu sekarang telah benar-benar menjadi orang yang dapat membangkitkan kejayaan keluarga besar Wijaya.