Begitu dia masuk ke rumah keluarga Soekamto, Ian mencium aroma yang menggoda.
Dalam beberapa hari terakhir, Handoko tidak makan dengan baik, dan Ian sendri juga tidak makan banyak, sehingga begitu dia mencium aroma masakan itu, perutnya mengeluarkan bunyi keroncongan yang keras.
Setelah anak kecil terdekat mendengarnya, dia mengedipkan matanya yang besar dan cerdas, menatap lelaki tua itu dengan ragu, dan bertanya, "Kakek, apakah kamu mau tidak makan? Baiklah, ayo kita makan dulu. Asal kakek tahu saja, masakan ibuku sangat enak!"
Saat dia berkata begitu, tangan lembut gadis kecil itu menarik Ian ke arah meja makan.
Kakek Alia, Zakaria dan Bambang baru saja keluar dari penelitian. Ketika mereka berjalan menuruni tangga, mereka melihat seseorang yang tidak asing. Kakek Alia terkejut dan bertanya dengan penasaran, "Ian, mengapa kau di sini?"
"Oh, ternyata ini rumah Tuan Soekamto….Apakah dua anak yang imut ini adalah cucu Anda?"