Chereads / Cinta Tulus Wanita Malam / Chapter 6 - Aku Melahirkan

Chapter 6 - Aku Melahirkan

Aku sekarang sedang berada di rumah sakit, kini sekarang aku akan bersiap-siap untuk melahirkan. Tante Risma juga datang menemani aku.

Tante Risma selalu mengancam aku, jika setelah aku melahirkan. Aku harus tetap melayani tamu, karena banyak sekali pelanggan aku yang antri sekali.

"Dengarkan saya iya Vanessa, jika kamu mau kamu dan anak yang ada di dalam kandungan kamu selamat. Kamu harus tetap melayani tamu di club, jika tidak kamu dan anak kamu ngagk akan selamt," ancam Tante Risma dengan nada meninggi.

Aku sangat sedih, sehingga aku menangis. Aku harus tenang karena sebentar lagi aku akan melahirkan. Aku nggak boleh stres, supaya anak yang aku lahirkan tidak sedih dan stres.

Hingga akhirnya aku melahirkan bayi kembar yang sangat cantik dan tampan. Sepasang Bayi kembar.

Aku berikan nama Bagus Cokro Kusuma dan Indah Cokro Kusuma. Aku sangat ingin sekali memberikan nama itu. Dari hati kecil aku yang terdalam.

Aku sangat bahagia dan senang sekali, kedua buah hatiku sangat imut dan lucu. Aku memeluk dan mengecup kedua buah hatiku.

Aku meminta izin untuk istirahat dulu, seminggu poasca melahirkan.

"Tante Risma, aku mohon aku mau rehat dulu selama seminggu. Aku mau pergi menangkan pikieran aku bersama kedua buah hatiku," ucapku dengan memohon.

"Berapa lama Vanessa? Tetapi kamu hanya rehat, kamu jangan kabur iya. Jika kamu kabur lihat saja apa nanti yang akan lakukan akan diri kamu dan kedua anak kembar kamu," tanya Tante Risma dengan nada mengancam.

"Saya hanya seminggu Tante, Tante nggak perlu khawatir saya nggak akan kabur. Saya akan tetap melayani tamu sekali pun dalam hati saya saya menolak," ucapku dengan tersenyum.

Akhirnya Tante Risma mengizinkan aku, aku akhirnya pergi seminggu ke tempat panti asuhan tempat aku dulu pernah tinggal.

Aku langsung menemui Ibu panti, aku juga membawa mereka dan Ibu panti masih sangat baik dan tak pernah berubah.

Aku sangat sennag dalam membantu menjaga anak-anak, dan mengajari mereka belajar selama seminggu. Ketika aku sedang bermain dengan kedua bayi kembarku di taman, aku berpapasan dengan Angga. Rupanya Angga adalah donatur tetap di panti asuhan yang pernah aku tepati.

"Kamu di sini Vanesa, kamu apa kabar Vanesa?" tanya Pak Angga dengan tersenyum.

"Iya Pak Angga, saya memang di sini. Saya sangat baik sekali kabar saya," jawab aku dengan tersenyum.

Ibu panti datang membawakan minuman dan kue untuk kami Ibu panti memperkenalkan aku dengan Angga.

"Oia Vanessa ini adalah Pak Angga, Pak Angga adalah donatur tetap di panti asuhan ini. Aku harap kamu dan Pak Angga dapat saling mengenal, Pak Angga dalah orang yang sangat baik," ucap Ibu panti asuhan dengan tersenyum.

Aku dan Angga saling berjabat tangan, kami sebenarnya sudah saling mengenal. Tetapi tak masalah berjabat tangan kembali.

"Iya Ibu benar kami ini sudah saling mengenal, walau pun kami baru saling mengenalnya. Saya dan Vanesa berjabat tangan untuk kedua kalinya," ungkap Angga dengan tersenyum.

"Ya ampun saya sungguh tyak tau, jika Pak Angga dan Vannessa sudah saling mengenal. Vanessa sangat baik kan, saya mohon tolong bantu Vanessa agar dapat keluar dari club malam itu," ucap Ibu panti memohon bantuan Pak Angga.

Pak Angga menataoku dan tersenyum, sambil berucap dengan berbisik ke telingaku.

"Aku akan membantu kamu, kamu mau nggak? Kamu akan aku pekerjakan sebagai wanitaku. Tugas kamu hanya satu, yaitu menjadi wanita aku saja," bisik Angga dengan tersenyum manis.

"Tetapi aku takut, bagaimana aku menjadi wanita Pak Angga? Aku takut mengecewakan Pak Angga. Aku adalah wanita malam yang kotor," ucapku dengan menitikan air mata.

"Sudah jangan menangis, kamu hanya perlu menjadi gadis baik. Setiap orang punya masa lalu, besok atau lusa aku akan ke club. Aku akan membeli kamu. Aku akan membayar kamu dengan harga sepuluh milyar kepada Tante Risma," terang Angga dengan tersenyum.

"Kamu serius Pak Angga, kamu mau menolong aku sayang. Terima kasih banyak Pak Angga," ucapku dengan tersenyum.

"Kamu kapan kembali ke club malam?" tanya Angga dengan tersenyum.

"Besok Pak, saya akan segera pulang dan kembali. Memangnya kenapa Pak?" tanya aku dengan tersenyum.

"Besok kamu sendiri saja ke club, kedua anak kembar kamu akan aku bawa pulang ke rumah aku. Kamu nggak usah khawatir aku akan menjaga dengan baik. Di rumah aku memiliki anak lelaki bernama Husein. Pasti Husein sangat suka dan senang sekali," ucap Angga dengan tersenyum.

Angga sangat baik sekali, Angga tersenyum dengan sangat manis sekali.

Aku akhirnya kermbali ke club malam.

Di club malam, aku melayani para tamu cukup bnanyajk sekali. Harii ini dalam sehari, aku sudah melayani tamu. Aku sedang santai, aku sangat capek karena kelelahan.

Tiba-tiba Tante Tania mendatangi aku, Tante Tania mengatakan jika aku harus melayani tamu. Mau nggak mau, aku harus tetap tersenyum melayani para tamu.

Aku langsung ke kamar 314, aku langsung mengetuk pintu.

Aku sangat terkejut sekali, aku harus melayani tamu yang merupakan laki-laki yang sangat brengsek sekali. Lelaki yang telah menghancurtkan masa depanku. Aku bertemu dengan Yudha, Yudha lelaki jahat yang sangat aku hindari. Lelaki yang paling aku benci.

"Halo kita bertemu lagi," sapa Yudha dengan mengecup tanganku.

Aku langsung masuk ke dalam kamar, tanpa berbicara satu kata pun. Aku dan Yudha akhirnya saling melalui malam yang sangat panjang dan bergairah. Aku sangat benci dengannya, aku tak mau dia tau jika anak-anakku telah berhasil aku lahirkan.

Aku nggak mau, jika anak-anakku tau jika Yudha adalah Ayahnya.

"Aku sangat puas sekali sayang dengan pelayanan kamu sayang, kamu berbeda dengan saudari kamu Pelangi yang tak mampu membuat aku bergairah. Bahkan saudari kamu melahirlkan anak untuk aku saja dia tak mampu," ucap Yudha dengan senyuman menyeringai.

Yudha hanya tersenyum, Yudha bertanya kembali mengenai anak yang ada di dalam kandungan Vanesa.

"Gimana anak aku? Apakah sudah lahir?" tanya Yudha dengan sangat penasaran.

"Mau mati atau hidup, urusan aku. Bukan urusan kamu, kamu nggak perlu ikut campur. Tolong jangan ganggu aku," ucap Vanerssa dengjna nada gemetaran.

"Maaf iya, karena dulu pernah menyuruh kamu menggugurkannya. Aku menyesal," ucap Yudha dengan menundukan kepalanya.

"Tuan saya mohon, Tuan jangan ganggu saya lagi. Saya harap ini adalah pertemuan terakhir kita," ucap Vanessa dengan tersenyum dingin.

Aku langsung ke luar dari kamar tersebut, aku sangat letih hari ini. Aku menanti kehadiran Pak Angga. Semoga saja dia benar-benar membeliku, aku nggak mau tetap berada di tempat ini.

Bersambung.