Chereads / Cinta Tulus Wanita Malam / Chapter 2 - Penderitaan Yang Semakin Menjadi

Chapter 2 - Penderitaan Yang Semakin Menjadi

Aku pikir setelah aku duduk di kelas satu SMA, Ibu dan Ayah aku akan berhenti menyiksa aku. Rupanya aku salah, kini mereka berdua semakin jahat dan kasar sekali kepadaku.

"Ayah dan Ibu aku kan sebentar lagi mau ulang tahun. Aku mau di rayakan dong," pinta Pelangi dengan sangat manjanya.

"Iya nak, saya akan membuatkan pesta yang sangat mewah dan indah. Karena kamu anak yang sangat penurut dan tidak membangkang. Ayah sangat syang Pelangi. Apa pun yang Pelangi mau dan pinta pasti akan Ayah kabulkan," ucap Ayah dengan penuh kelembutan.

"Nak kamu memang yang paling terbaik, Ibu juga pasti akan menyiapkan pesta ulang tahun yang paling meriah. Tentu saja untuk anak kesayangan Ibu," ucap Ibu dengan tersenyum.

Mereka bertiga seperti takmelihat ada keberadaan aku, aku bagaikan budak saja.

Ayah dan Ibu menyuruhku menyiapkan pestanya seorang diri, aku seperti memasak untuk para tamu dan membuat kue ulang tahun untuk sahabat adikku Pelangi.

Setelah selesai ku memasak dan membuat kue, Kakak kelasku yang bernama Yudha.

Entah kenapa dia bisa berada di sini, rupanya dia adalah anak sahabat Ibu. Pantas saja dia yang berada di sini.

Yudha seniorku di sekolah adalah sang Casanova, dia selalu berkencan kesana kemari. Bahkan dia sudah banyak kekasih. Di Sekolah saja, dia memiliki lima orang kekasih. Katanya dia selalu menghamili anak orang, tetapi dia seakan kabur begitu saja. Begitulah menurut kabar yang beredar.

Tetapi entahlah, hanya Tuhan yang tau. Aku seakan menutup mata dan pendengaran aku seakan tak mau ambil pusing.

Aku juga sekarang sudah memakai baju pesta, aku seakan tak peduli dengan hal di sekitar. Sekali pun aku harus di cemooh dan di maki oleh Ibu dan Ayah aku tetap memakai gaun pesta.

Memakai gaun yang sangat cantik di acara ulang tahun adikku Pelangi, Ibu memarahi aku.

"Ibu kan sudah bilang, kamu nggak boleh cantik dan melebihi adik kamu. Karena hari ini adalah pesta adik kamu bukan kamu," ucap Ibu dengan nada yang sangat tinggi sekali.

"Ibu mau bawa saya kemana?" tanya aku dengan menangis.

"Kamu ikut saja, jangan banyak bertanya. Saya akan membawa kamu ke sesuatu tempat," ucap Ibu dengan menarik tanganku kasar sekali.

Aku sangat sakit sekali, tangan aku rasanya kesakitan. Rupanya Ibu memasukkan aku ke dalam gudang.

Padahal aku hanya ingin melihat dan mendoakan adikku saja, aku juga mau tampil sangat cantik dan menawan. Di acara ulang tahun adik aku. Tetapi Ibu sangat salah paham sekali kepada aku.

Aku hanya menangis dan merintih, ada seorng lelaki yang menolong aku dari gudang. Aku pikir dia adalah sosok pangeran berkuda putih. yang sedang menyelamatkan putri. Aku sangat ngaco sekali pikiran aku. Mungkin aku karena sering membaca Novel Romansa dengan unsur keromantisan tingkat tinggi.

Sosok pangeran tersebut menggendongku, hingga akhirnya aku di bawa ke sebuah taman yang sangat romantis sekali.

Ya ampun, aku sangat terkejut sekali karena rupanya yang menyelamatkan aku adalah Yudha Kakak kelasku.

Aku sangat terkejut sekali, ketika aku mau terjatuh Yudha langsung menolongku.

"Kamu nggak apa-apa?" tanya Yudha dengan tersenyum.

"Saya nggak apa-apa Kak," jawab aku secara singkat.

"Sepertinya kita pernah ketemu iya, apa mungkin kamu dan aku sekoalh di tempat yang sama. Saya Yudha,"ucap Yudha dengan mengulurkan tangannya.

"Saya Vanessa,"ucap Vanesa dengan mengulurkan tanggannya.

Aku yanmgsangat malku, entah kenapa memilih untuk pulang untuk menghindari Yudha.

Setibanya di rumah Ayah dan Ibu sontak marah, mereka mengira aku menggoda Yudha. Ayah dan Ibu menamapar aku secara bergantian.

"Dasar kamu wanita jahat, kamu menggoda Yudha segala. Yudha itu calaon menantuku," ucap Ayah dengan nada meninggi.

"Jangan kamu harap, kamu sangat cocok menikah dengan Yudha. Kamu hanya anak pungut di dalam keluarga ini, kamu nggak pantes bermimpi terlalu tinggi," ucap Ibu dengan nada meninggi.

Aku tau dan aku sadar diri, jika aku hanya anak pungut di keluaraga ini. Seharusnya mereka berdua menyayangi aku, seharusnya jika mereka berdua tak menyayangi aku. Mereka bisa mengembalikan aku ke panti asuhan. Karena aku hanya anak pungut yang tak pantas untuk di sayangi dan cintai.

Tetapi aku tak boleh menyalahkan takdir dan kehendak Tuhan, aku sempat ingin mati saja. Daripada aku hidup, tidak ada yang menyayangi aku.

"Ayah dan Ibu, tetapi saya sama sekali tidak menggoda Yudha. Saya juga nggak tau jika Yudha yang menyelamatkan saya di gudang,"ucap aku dengan menitikan air mata.

"Kamu tidak perlu menyangkalnya, akui saja jika kamu ini adalah wanita penggoda. Menyesal aku membiarkan dan membesarkan jalang seperti kamu, apa lagi kamu mencoba menggoda calon tunangan adik kamu sendiri," ucap Ibu dengan nada meningi.

Ibu dengan sangat marah dan emosi, kini menyiram wajah aku dengan air keras. Aku sangat kesakitan, itu menyebabkan wajah aku rusak. Pasti pemulihan wajah aku akan memakan banyak biaya, aku menderita seperti ini karena aku bertemu dengan Yudha. Seandainya aku tidak bertemu dengan Yudha, aku akan cantik seperti sedia kala.

Wajah aku rusak karena minuman keras, yang ibu siram ke wajah aku, Ayah, Ibu dan Pelangi seakan senang dan bahagia dengan wajahku yang rusak.

"Akh sakit sekali...!" rintihku dengan menangis terisak-isak.

"Rasakan kamu jalang, itu akibat kamu melewati batas. Kamu jangan mencoba-coba untuk merusak kebahagian adik kamu," ucap Ibu dengan tertawa menyeringai.

"Kamu seharusnya sadar diri, kamu itu siapa Vanesa? Kamu hanya anak pungut yang kami adopsi dari panti asuhan. Untuk kami jadikan pancingan demi kami memiliki anak, seharusnya saya kembalikan ke panti asuhan, jika akan terjadi seperti ini,"ucap Ayah dengan rasa penuh sesal.

Pelangi mendekati aku, aku pikir dia akan iba sebagai adik. Rupanya adik aku sangat membenci aku. Padahal aku sangat menyayangi dan mengasihi Pelani. Pelangi adalah adikku walau pun hanya adik angkat.

"Baguslah sekarang wajah Kakak rusak dan hancur, jadi aku nggak akan merasa tersaingi dengan kecantikan Kakak. Jadi kita nggak perlu bersaing lagi," ucap Pelangi dengan meludahi wajahku.

Ya Tuhan aku memiliki dosa apa?Sehingga mereka semua jahat kepadaku. Sudahlah Vanesa, kamu harus kuat jangan menagis lagi. Toh nasi sudah menjadi bubur. Wajah kamu boleh saja rusak dan jelek, tetapi hati kamu harus cantik dan bersih. Wajah boleh cacat, tetapi hati kamu harus tetap bersih dan tidak cacat.

Kamu harus semangat, kamu sekolah saja dan kuliah. Kamu kumpulkan uang yang banyak. Supaya uang tersebut dapat membuat wajah kamu seperti semula. Kamu harus tetap semangat Vanessa dalam menjalani hidup dan melewati hari-hari kamu.

Bersambung.