Chereads / SUAMI PENGGANTI / Chapter 8 - TERBAYANG SENTUHAN LEMBUT

Chapter 8 - TERBAYANG SENTUHAN LEMBUT

Rania jadi terus teringat apa yang terjadi disaat dia tidak sadarkan diri ketika hampir tenggelam di pantai Parangtritis, kala itu ia merasakan sentuhan lembut, kenyal, tapi tak tahu apa itu, tapi sekarang dia baru benar-benar menyadari jika itu adalah napas buatan Rafli. Ingin marah dan memukul Rafli, tidak masuk akal, dia kan menolong niat jadi pahlawan, bukannya berterima kasih malah marah-marah, Rania kamu konyol sekali.

"Seharusnya kamu nyuruh Kanaya untuk membuat napas buatan, bukannya kamu sok jadi pahlawan kesiangan, aku tidak suka meskipun itu tujuannya baik," ujar Rania yang merasa kesal ke Rafli atas tindakannya yang menurut Rania merugikan dirinya.

"Kenapa dibahas lagi? Kan tujuanku menyelamatkan hidupmu, kenapa masih marah?" Rafli bingung dengan sikap Rania, ia pun hanya bisa diam saja jika Rania terus ngomel tidak jelas.

"Karena aku belum pernah melakukan itu, malu lah!" ujarnya dengan suara nada tinggi.

"Oh, jadi Reyhan belum pernah menyentuh bibir kamu ini? Masa? Aku tidak percaya, pasti sudah, tidak mungkin belum," kata Rafli menggoda semakin membuat wajah Rania ditekuk, ia pun memalingkan wajah melihat jendela mobil agar lebih rilex.

"Kok, diam? Ngambek, ya maaf. Rania jika kamu tidak mau disentuh Reyhan sebelum menikah itu bagus sekali artinya kamu bisa menjaga diri sebagai perempuan, aku bangga sama kamu. Sekali lagi maafkan aku sudah membuat napas buatan ya, itu kecelakaan yang tidak seharusnya terjadi, tapi karena sudah terjadi maka nikmatilah, eh maksudnya lupakan, udah dong jangan ngambek, nanti kecantikan seorang Rania Devista Mayangsari bisa luntur loh, lalu Muhammad Rafli nanti disalahkan oleh ayah dan ibumu, senyum, dong? Biar kelihatan cantik." Rafli mencoba merayu Rania agar ia tak lagi marah.

"Kamu paling bisa kalau mencairkan hatiku, Rafli. Ok, aku maafkan lain kali jangan menyentuhku apapun alasannya, sebab pernikahan kita hanya palsu, ingat itu." Rania menegaskan ke Rafli jika mereka hanya menikah palsu jadi tidak boleh saling bersentuhan.

Muhammad Rafli terpaksa setuju, ia tersenyum dan mengangguk perlahan.

"Perasaan lama banget tidak sampai-sampai, aku sudah lelah dan rindu kasur, Rafli."

"Sabar Rania, jalan macet jadi lama. Tidur dulu saja, itu kan ada bantal." Rafli menujuk bantal khusus di mobil itu ke Rania, wanita itu pun segera meraihnya, dan meletakan kepalanya dengan nyaman di bantal.

"Rafli aku tidak bisa tidur, aku boleh tanya sesuatu tidak?" tanya Rania Devista Mayangsari sedikit gemetar.

"Kamu tinggal ngomong saja, pasti aku dengarkan kok, kuping aku masih normal dan tidak tuli, jadi jangan cemas, sok mulai bercerita," ujar Rafli mempersilahkan.

"Kamu masih punya perasaan cinta ke Kanaya tidak? Soalnya sejak dulu kamu patah hati sebab cintamu ditolak oleh Kanaya hingga saat itu kamu betah jadi jomblo, kamu masih cinta sama Kanaya?" Rania berkata dengan sangat pelan dan hati-hati, ia takut jika perkataannya menyakiti hati Rafli.

Rafli hanya tersenyum tapi enggan menjawab pertanyaan Rania, itu membuat wanita yang duduk di dekat Rafli jadi jengkel.

"Rafli aku itu sedang bicara sama kamu, d

Jadi jawab dong jangan seperti patung yang hanya bisa diam saja. Kamu ngaku deh, masih cinta kan ke Kanaya?" herdik Rania meminta laki-laki di sampingnya menjawab dengan paksa, tapi lagi-lagi Rafli hanya senyum.

Kesabaran Rania mulai habis, spontan dia menggigit pipi Rafli, sampai ia berteriak.

"Rania lepas! Sakit tau, kamu mau jadi vampir menghisap darahku gitu? Bukan di pipi gigitnya, tapi di leher Rania!" Rafli mengusap-usap pipinya yang sakit.

"Makanya kalau ditanya jawab, jangan bikin kesel deh, benar tidak kamu masih cinta Kanaya? Jujur saja, aku nggak bakal marah."

"Aku sudah lama membuang perasaan cintaku ke Kanaya, puas kan dengan jawabanku sudah jangan berisik lagi, tidur gih!" herdik Rafli.

Rania tak percaya jika Rafli sudah move on, buktinya di laptop masih ada poto Rania,bahkan di dompet ada poto pas sedang bertiga ketika putih abu-abu dulu.

"Aku tidak percaya! Kamu jangan bohong, bohong itu dosa kan?"

"Buat apa aku bohong sama kamu Rania? Tapi kalau tak mau percaya terserah saja, kalau begitu mau kamu. Sebentar lagi kita bercerai dan kamu bisa mendekati Reyhan atau laki-laki manapun, terserah aku gak peduli, sedang aku bebas mendekati para wanita-wanita cantik, ingat kamu jangan cemburu ya, jika aku jadi milik perempuan lain," ujar Rafli meminta istrinya tidak cemburu.

"Ih, gak dong. Masa iya aku cemburu? Balikan sama Reyhan, ah tidak mungkin."

"Tapi kamu masih sangat cinta sama dia." Rafli mendelik.

"Aku belum move on bukan berarti masih mencintainya ya, tapi kalau menurutmu aku masih mencintai Reyhan ya, terserah saja.'

"Ya, sudah lah kita ini kan sahabat kan? Jadi jangan marah-marah, sudah ya, stop." Rafli meminta Rania menghentikan perdebatan yang tidak penting.

Ketika sampai kos-kosan, Rania langsung mandi dia mengabaikan Rafli setelahnya tidur karena kelelahan setelah nyaris mati tenggelam di pantai Parangtritis.

"Selamat tidur Rania, sahabatku yang baik hati, sahabatku yang cantik, pokoknya kita best friend forever, mimpi indah sayang," kata Rafli yang tak dijawab oleh Rania yang sudah menutupi tubuhnya dengan selimut itu.

Ponsel Rania berdering ia pun meraihnya, ternyata pesan dari ibunya, ia bertanya kapan Rafli dan dirinya pulang ke Jakarta, ibu dan ayahnya sudah rindu padahal baru dua hari berpisah, tapi orang tua Rania sudah merindukan putrinya itu.

"Cie yang mau tidur gak jadi, eh malah main chat sama siapa tuh?" ledek Rafli.

"Kepo!" pekik Rania.

Mereka sahabat yang saling sayang, saling memahami, tapi hanya satu rahasia yang Rania belum tahu yaitu cinta Rafli ke dirinya. Ia selalu mengira Rafli masih mencintai Kanaya, padahal tidak sama sekali, cinta itu sudah hilang tinggal kenangan yang tersisa.

Hati Rafli bergejolak merasakan debaran yang membuatnya gelisah, andai saja bibirnya mampu mengatakan isi hati ke Rania, mungkin mereka jadi sepasang suami istri saling mencintai.

Di hotel Kanaya membayangkan wajah Rafli yang dulu terlihat culun kini rupawan, ia jatuh cinta pada Rafli sayangnya rasa itu sudah tidak mungkin lagi sebab Rania sudah menikah dengan Rafli.

"Aku menyesal terlambat mencintai kamu laki-laki yang sangat baik, beruntung sekali Rania mendapatkan cintanya Rafli, seharusnya cinta itu milikku, tapi aku terlalu bodoh tidak bisa menerima cintanya dulu."

Kanaya merobek poto Revan, ia memasang poto Rafli di dalam dompetnya.

"Sekarang cintaku kamu Rafli, jika itu mungkin aku berharap kamu jadi duda dan bisa menikah denganku, maaf Rania aku mendoakan kamu jadi janda, hehe …."