Hanum menghela napas pada Alvin. Dia menatap Nyonya Medhina yang sudah salah paham.
Hanum melihat pria yang memainkan peran lemah tadi. Sekarang dia malah duduk bersila di sofa, memandang dirinya sendiri dengan senyum penuh.
"Kamu!" Hanum menunjuk ke arah Alvin, tapi tidak bisa berkata apa-apa, dan langsung naik ke atas.
"Jangan lupakan malam ini, aku akan menjemputmu!" Alvin balas tersenyum dan meneriaki Hanum. Rubah kecilnya terlihat sangat cantik saat dia marah!
"Alvin, matilah kamu!" Teriak Hanum begitu kesal.
Alvin terus meletakkan bantal dan berpikir. Mengapa rubah kecilnya begitu temperamental? Dirinya bahkan belum marah?
—
Hanum awalnya ingin pergi bekerja di sore hari, tetapi dia malah sedikit pusing. Hal ini diperkirakan karena dia kedinginan di tengah hujan di pagi hari, jadi dia memilih tidur.
Entah sudah berapa lama dia tidur, Hanum mendengar seseorang mengetuk pintu dan membuka matanya dengan linglung. Hanum turun dari tempat tidur dan membuka pintu.