Hanum terkejut.
Selain terkejut karena Sisilia benar-benar akan menampar wajah Zidan, dia bahkan lebih terkejut dengan Zidan. Dia tidak menyangka Zidan memiliki ekspresi yang menyakitkan selain senyum. Zidan sepertinya memiliki perasaan yang dalam untuk Sisilia.
Sambil menghela nafas, Hanum mengerutkan kening. Sisilia sepertinya menghadapi pilihan emosional yang penting. Siapa yang bisa mengatakan kebenaran tentang perasaan?
Ketika Hanum mengangkat kepalanya lagi, dia menemukan bahwa Zidan sudah pergi, dan Sisilia adalah satu-satunya yang bersandar di pagar, kepalanya tertunduk, tidak tahu apa yang dia pikirkan.
Setelah memikirkannya, Hanum berjalan mendekat dan meletakkan tangannya di bahu Sisilia.
"Apa kamu baik-baik saja?"
Sisilia mengangkat kepalanya dan menatap ke arah Hanum, dia tahu bahwa Hanum baru saja melihat pemandangan itu.
Sambil menghela nafas, Sisilia memandangi laut tak berbatas.
