Ruangan itu berubah sunyi. Hanum tertegun, kemudian melihat bekas telapak tangannya di wajah Yoga sebelum dia bangun.
Dia telah benar-benar memukul Yoga?!
"Kamu ..."
Hanum membuka mulutnya, mencoba mengatakan sesuatu tetapi tapi tidak ada suara yang keluar dari mulutnya.
Yoga perlahan mengangkat kepalanya dan menatap Hanum. Ada senyuman yang tiba-tiba muncul di sudut mulutnya. Senyum itu penuh dengan kepahitan dan kesedihan yang berat, yang tidak mencapai dasar matanya.
"Apa yang baru saja aku katakan akan selalu berlaku. Jika suatu hari kamu membutuhkan bantuanku, aku akan selalu ada."
Yoga meletakkan selembar kertas di atas meja, dia menatap Hanum dengan dalam, dan meninggalkan ruangan itu.
Mendengar suara pintu ditutup, Hanum tahu bahwa Yoga telah pergi, dan tiba-tiba duduk di tempat tidur dan menghela nafas dalam-dalam. Bagaimana dia dan Yoga bisa menjadi seperti sekarang ini?