"Dia tadi tertembak! Cepat lihat lukanya!"
Hanum menatap Budi dengan cemas.
Beberapa orang membantu Alvin berbaring di sofa.
Budi dan mendorong beberapa orang menjauh, dengan cepat mengeluarkan kotak obat besar, dan bergegas menyelamatkan Alvin.
"Bagaimana! Bagaimana dia!"
Melihat mata serius Budi, mata Hanum dipenuhi dengan ketakutan dan rasa panik, dan seluruh tubuhnya gemetar, dan dia tiba-tiba meraih lengan Budi.
"Peluru ini harus dikeluarkan dengan cepat! Jika tidak, konsekuensinya akan lebih buruk dari ini, tetapi aku tidak bisa menanganinya disini, kita harus cepat membawa Alvin ke rumah sakit!"
Rumah Sakit Husada.
Di luar ruang operasi.
Hanum meringkuk di kursi, menatap ruang operasi di depannya, tanpa mengedipkan matanya.
Hanum takut dalam sekejap mata, Alvin-nya akan menghilang.
