Hanum menundukkan kepalanya dan berjalan keluar dengan kebingungan, dan merasakan dingin di hatinya.
Melihat Dika dan Diki yang terbaring lemas di tempat tidur, membuat hatinya sakit, dan kejadian itu terus berputar di kepalanya. Hanum menjadi tidak bisa bernapas dengan tenang. Jika seandainya Dika Diki tidak bisa sembuh, Hanum tidak tahu apakah dia akan menjadi gila atau apakah dia masih memiliki keberanian untuk hidup.
Hanum merasakan sarafnya yang tiba-tiba tegang, dan dia merasa akan pingsan!
"Bukankah ini adikku? Mengapa kerabatnya pergi meninggalkannya? Bukankah itu kakak perempuan yang memiliki mulut tajam? Ada apa dengan semua ini?"
Tiba-tiba, terdengar suara wanita berdiri di depannya. Suara asing itu dipenuhi dengan kegembiraan yang tidak bisa disembunyikan.
Hanum mendongak dan melihat ibu dan anak, yaitu Rika dan Dina yang sedang berdiri di depannya, dan menatap dirinya dengan mencibir.