Sebuah Rolls-Royce Phantom melaju kencang di jalan.
Di dalam mobil.
Zidan mengemudi, dan Budi duduk di sebelah pengemudi, sedangkan Alvin duduk di belakang melihat laptop.
"Kamu bilang kita akan berlibur, kenapa kamu malah memegang laptop, sepertinya kita tidak ada bisnis yang mendesak." Goda Budi pada Alvin sambil makan snack.
"Apa kamu tidak tahu, pahlawan kita menyelamatkan keindahan pagi ini, dan kita pergi dengan wanita cantik di depan orang tua keluarga Mahendra. Bahkan pertemuan pemegang saham tahunan yang paling penting pun tidak diadakan. Orang tua yang marah pergi melapor pada Nyonya Mahendra, Kasihan keluarga kam hanya bisa bekerja dengan rajin untuk mempertahankan takhta!"
Zidan menggelengkan kepalanya dan menghela nafas dalam-dalam.
"Semuanya tergantung pada Nyonya Tua Mahendra? Alvin, apa kamu butuh pelukan? Aku bisa memberimu dada yang kokoh, kemarilah!" Budi menoleh, merentangkan tangannya, mengangkat alis, dan menatap Alvin.