Ren meminta pasien yang serius ingin sembuh tulangnya untuk menelan Pil Pangiket Prasetya alias pil pengikat janji sebelum menerima pasta obat Pamulih Balung.
Dia sudah hendak pergi ke ruang UKS untuk melihat keadaan pasien di sana karena merasa tak perlu berlama-lama menunggu Kai, Yong, dan pengikut mereka yang masih keras kepala tak mau meminta tolong padanya.
"Yong, lekas katakan janji ke Ren!" seru Zen dengan wajah gemas kepada anak buahnya. "Katakan agar kau tak perlu merasakan kesakitan!"
Yong membalas tatapan Zen dengan tatapan tajamnya. Bisa-bisanya bos genk dia menyuruh dia untuk menjilat kepada Ren! Apakah harga diri Zen sudah serupa seremuk tulang tangan dia ini? "Aku tidak serendah itu—"
"Aku bersedia berjanji." Terdengar suara dari Kai. Suara itu lirih namun sanggup membuat semua orang terdiam dan menahan napas.
Ran dan Rin menatap melongo pada bos mereka.
Kai menoleh ke si kembar. "Kita tentunya tak ingin jadi orang cacat, kan?" Ia tersenyum kecut pada bawahannya.