Siti duduk termenung sambil meratapi nasibnya. Tatapannya kosong dengan kedua tangan dijadikan sebagai penyangga dagunya. Pikirannya benar-benar kacau dan rasanya ingin terus emosi seiring dengan apa yang dirasakannya.
Setiap kali teringat kebutuhan rumah, pasti selalu saja menjadi pemicu sakit kepala. Dia tidak bisa mengelak kenyataan karena pada dasarnya dia seringkali merasakan lelah dengan adanya banyak tuntutan hidup. Dia sadar diri bahwa kebutuhan sehari-hari membutuhkan uang untuk makan, tapi dia tidak sanggup jika harus terus-terusan memaksakan diri untuk tetap kuat. Ada kalanya tubuh lelah dan butuh istirahat.