"Kamu ini bagaimana sih?!" Bentak Siti sambil berkacak pinggang.
"Sudah-sudah jangan pada ribut, biar aku saja yang menjelaskan karena Surya nggak salah kok," kata Yati berusaha menenangkan Siti. Padahal Siti sendiri jantungnya sangat berdebar.
"Silahkan masuk!" Suruh Siti mempersilahkan Surya dan Yati untuk masuk ke dalam rumah.
Mereka duduk di lesehan dengan menggunakan tikar, di bawah tikar tersebut dilapisi dengan karung. Tujuannya agar tikar tersebut tidak kotor. Tikar tersebut juga hanya digelar ketika ada tamu saja mengingat bahwa di rumah Surya memang jarang ada tamu.
"Dari mana saja kamu?!" Bentak Siti tanpa memiliki sedikitpun rasa risih kepada Yati. Dia tidak peduli dengan lingkungan di sekitarnya. Baginya ketika salah, maka akan terus dianggap salah. Selama emosinya belum tersalurkan, maka dia pun tidak akan bisa diam. Malah kalau diam akan membuat kepalanya sedikit ngilu dan pusing.