Waktu terus berjalan. Kini siang berganti malam. Seharian penuh Surya menemani kesedihan Toni di bawah pohon mangga. Kini dia telah merebahkan tubuhnya di atas ranjang.
Seperti biasa bahwa tiap malam hari, suasana seringkali mengajak Toni untuk menuju ke hal-hal yang bersifat menyedihkan, sebagaimana saat akan melakukan banyak hal yang membuatnya sedih saat meratapi nasib. Namun, rasa sedih tersebut langsung menghilang ketika dia merasakan bahwa ternyata masih ada orang yang masih jauh lebih parah daripada dirinya. Setidaknya dengan cara tersebut membuatnya sadar dan berusaha untuk menerima nasib. Tiap kali melakukan hal tersebut, maka pasti ada saja hal-hal yang membuatnya merasakan patah hati.