Kuntilanak tersenyum. Menatap Toni. Dia tidak menyangka bahwa musuhnya kini malah memberikan motivasi. Hal tersebut membuat Kuntilanak agak malu terhadap keadaan. Seharusnya dia menjadi musuh tetap Toni. Namun, keadaan justru membuat mereka akur kembali. Entahlah jika kedepannya mereka akan kembali bertengkar karena yang jelas Toni dan Kuntilanak sedang baik-baik tidak ada sesuatu yang buruk.
Toni tahu bahwa kuntilanak juga termasuk hantu licik. Dia bisa saja menyerang kapan saja tanpa memperdulikan seseorang yang berada di sampingnya ataupun di lingkungannya. Dia sempat kesal kepada suaminya hingga akhirnya dia mengancam akan membunuhnya dengan cara mengebom rumah. Pada saat itu sangat terlihat ramai. Justru malah persis seperti orang gila.