Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

The Azzarine Kingdom

🇮🇩Cloudypinky
--
chs / week
--
NOT RATINGS
1.7k
Views
Synopsis
Alicia yang awalnya hanyalah seorang penduduk biasa yang tinggal di Kerajaan Esteria bersama ayahnya sebagai peracik ramuan yang cukup terkenal di sana, akhirnya mengetahui sebuah fakta yang mengejutkan bahwa dia adalah seorang putri dari Kerajaan Azzarine. Pertemuannya dengan Marcus, yang merupakan perdana menteri Kerajaan Azzarine pun berhasil mengubah hidupnya dalam satu hari. Anak perempuan yang selalu bercanda ria bersama ayahnya itu,kini terlihat tidak pernah tertawa sedikitpun. Banyak rintangan yang harus Alicia hadapi, untuk menyelamatkan semua kerajaan elemen dari tangan jahat pamannya. Hati dan pikirannya hanya terfokus untuk merebut kembali Kerajaan Azzarine yang telah pamannya rampas dari ayahnya. Dengan kekuatan besar yang dia miliki, Mampukah Alicia merampas kembali kerajaannya? Rintangan dan tantangan apa saja yang akan dia hadapi?
VIEW MORE

Chapter 1 - Keanehan

Alicia sedang merasa bingung kenapa akhir-akhir ini dia seperti merasakan keanehan pada dirinya sendiri.

Misalnya saja pagi ini, saat Alicia sedang mengambil air di sungai. Dia yang merasa kepanasan pun mengibaskan tangannya ke kiri dan ke kanan, tiba-tiba terdengar suara gemericik air yang bergerak sama seperti arah tangannya.

Alicia yang merasa itu hanya sebuah kebetulan pun mencoba menaik turunkan tangannya, namun Alicia nyaris terjungkal ke belakang karena kaget.

Air yang ada dihadapannya itu benar-benar mengikuti arah tangannya bergerak, untuk memastikannya lagi dia pun kembali mencoba gerakan memutar.

Namun hasilnya tetap sama, air itu tetap mengikuti gerakannya. Dengan perasaan takut Alicia pun berlari pulang ke rumah.

"Hei, kenapa bengong?" ucap Glenn sambil menepuk bahu putrinya itu.

"Astaga, ayah! Kau mengagetkanku," ucap Alicia seraya mengelus dadanya pelan.

"Haha, maafkan ayah. Tapi kenapa kau melamun begitu? Apa kau ada masalah, hm?" tanya Glenn sambil duduk di samping Alicia.

"Enggak kok yah, mungkin aku hanya kelelahan saja." jawab Alicia

"Ooo, baiklah kalau begitu. Nanti malam jangan lupa antar ramuan di atas meja ayah untuk Raja James." jelas Glenn

"Baik yah, memangnya ayah mau kemana nanti malam?" tanya Alicia

"Ayah ditugaskan meracik ramuan langsung di kerajaan tetangga nak." balas Glenn

Alicia pun hanya mengangguk paham menanggapi penjelasan ayahnya. Glenn pun berdiri dan berpamitan kepada Alicia untuk segera berangkat ke kerajaan tetangga karena jaraknya yang lumayan jauh.

Selepas keberangkatan Glenn, Alicia memutuskan untuk bertemu dengan Leona, sahabatnya. Di perjalanan Alicia melihat seekor kelinci dan berniat menangkapnya untuk diberikan ke Leona agar bisa dipelihara.

Namun, tiba-tiba sebuah anak panah melesat tepat mengenai lengannya. Darah segar pun mengalir dari tangannya, seorang pria dengan busur panah ditangannya pun menghampiri Alicia dan membantunya bangun.

"Maafkan aku, aku tidak sengaja melukaimu. Kau tiba-tiba muncul saat aku ingin memanah kelinci itu," jelasnya seraya menarik lengan Alicia pelan.

"Tidak apa-apa, lebih baik aku yang terluka daripada panahmu mengenai kelinci lucu ini." ucap Alicia seraya berlalu pergi meninggalkan pria tersebut.

Pria itu hanya menatap Alicia dengan bingung, sedangkan Alicia tampak meringis pelan menahan perih di lengannya. Alicia pun memutuskan untuk duduk di bawah pohon sebentar. Alangkah terkejutnya Alicia kala melihat darahnya yang telah berubah menjadi warna biru.

"B-bagaimana ini mungkin? Ke-kenapa berubah jadi biru?" tanyanya pada dirinya sendiri.

Dengan cepat dia pun merobek sedikit bajunya lalu membalut lukanya tersebut, dengan perasaan bingung Alicia pun mempercepat langkahnya menemui sahabatnya Leona.

"Alicia!" teriak Leona yang melihat kedatangan Alicia.

Alicia sama sekali tidak menggubris teriakan Leona, dia justru langsung menarik tangan Leona ke belakang rumah.

"Hei kenapa kau menarik ku? Ada apa? tanya Leona bingung.

"Coba lihat ini," ucap Alicia seraya melepas pembalut di lengannya tersebut.

"Apa? Apa yang perlu ku lihat?" tanya Leona lagi.

"Huh, lihat lukaku ini!" ucap Alicia seraya melihat ke arah lukanya.

Namun lagi-lagi dia terkejut, saat melihat lengannya yang baik-baik saja tanpa luka sedikitpun.

"T-tadi ta-tangan ku terluka, tapi kenapa sekarang menghilang?" ucap Alicia terbata-bata.

"Sudahlah, mungkin kau sedang sakit jadi kau berhalusinasi. Ayo biar ku antar pulang saja," ucap Leona sambil menarik tangan Alicia pelan.

Alicia hanya diam sambil mengikuti langkah Leona. Dia benar-benar dibuat bingung dengan kejadian aneh yang terus menimpanya akhir-akhir ini.

"Hei, sudahlah jangan melamun!" ucap Leona seraya mengibaskan tangannya.

"Ah,iya. Mungkin aku hanya kelelahan saja," ucap Alicia seraya tersenyum kecil.

Leona yang telah mengantar Alicia pulang pun segera berpamitan dengan Alicia untuk pulang.

Setelah kepulangan Leona, Alicia memutuskan untuk pergi ke Kerajaan mengantar ramuan ke Raja James sesuai perintah ayahnya.

Dengan memakai jubah beserta penutup kepala, Alicia berjalan di terangnya malam. Ya, terangnya malam bukan gelap. Kenapa demikian? hal itu bisa terjadi karena Kerajaan Esteria merupakan kerajaan yang memiliki banyak populasi pohon yang memiliki kekuatan yang dapat mengeluarkan cahaya di saat gelap.

Selain itu, kerajaan Esteria juga di kenal sebagai kerajaan pengendali cahaya. Karena itulah apapun yang ada di sini memiliki kekuatan cahaya yang tidak terkira. Hal menakjubkan lainnya dapat di lihat dari istana Kerajaan Esteria yang benar-benar berkilau di setiap sudutnya.

Alicia yang baru saja masuk ke istana menemui Raja James pun di sambut hangat oleh sang raja.

"Selamat malam Raja James," ucap Alicia seraya membungkukkan badannya.

"Hei, tidak perlu seperti itu Alicia. Anggap saja aku ini pamanmu," ucap Raja James

Alicia pun menegakkan kembali badannya lalu tersenyum hangat ke arah Raja James. Dia sangat paham kalau raja di hadapannya sekarang adalah raja yang terkenal sangat ramah kepada rakyatnya.

"Terimakasih Yang Mulia, aku kemari ingin memberikan ramuan yang ayahku suruh berikan padamu." ucap Alicia seraya memberikan botol ramuan ditangannya.

Raja James pun mengambil botol tersebut, lalu meletakkan botol itu di sampingnya.

"Terimakasih Alicia, sekarang kau boleh pulang. Biar ku suruh kusir kerajaan mengantarmu," ucap Raja James

"Tidak perlu repot-repot Yang Mulia, aku bisa pulang sendiri." ucap Alicia seraya tersenyum lalu pamit pulang.

Alicia yang sedang berjalan pulang menuju rumah, merasakan sesuatu yang aneh mengikuti langkahnya.

Dengan cepat Alicia mengecoh orang yang mengikuti langkahnya. Terlihat seseorang memakai jubah hitam sedang kebingungan mencari keberadaan Alicia.

"Siapa kau? Kenapa kau mengikutiku?" tanya Alicia seraya menodongkan belati di leher orang berjubah hitam tersebut.

Orang berjubah hitam itu tampak diam, Alicia pun berniat menghabisi orang tersebut. Namun, detik berikutnya orang itu sudah menghilang entah kemana.

"Kemana dia pergi?" ucap Alicia kebingungan.

"Ah, sudahlah. lebih baik aku pulang saja! ucap Alicia seraya berlari pulang.

Sesampainya di rumah, Alici menatap bingung kertas yang tertempel di pintu rumahnya. Terdapat sebuah tulisan yang tampaknya merupakan sebuah pesan untuk Alicia.

"Alicia, aku akan segera menemuimu. Tepat pada hari saat usiamu genap delapan belas tahun."

Alicia mengambil kertas tersebut lalu masuk ke rumah. Dengan kesal dia membakar kertas tersebut, lalu Alicia pun duduk di kursi dengan perasaan dan pikiran yang berkecamuk.

"Apa-apaan semua ini? Aku benar-benar bingung, apa yang terjadi ini sangat tidak wajar. Aku akan menanyakan ini kepada ayah saat dia pulang nanti." ucap Alicia emosi.

Malam telah berlalu, Glenn yang baru saja tiba langsung memeluk erat Alicia. Begitu pun sebaliknya, Alicia memeluk Glenn erat sambil menangis.

"Alicia, ada apa nak? Kenapa kau menangis?" tanya Glenn khawatir.

"A-ayah aku takut," isaknya sambil terbata-bata.

"Baiklah tenangkan dirimu, kemarilah!" ucap Glenn seraya menuntun putrinya itu duduk.

Glenn mengusap bahu putrinya itu untuk menenangkannya. Alicia yang sudah sedikit tenang pun mengangkat wajahnya menatap Glenn.

"Baiklah, coba pelan-pelan ceritakan pada ayah. Apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Glenn