Air sungai depan goa keruh, tidak
berwarna hijau toska sebagaimana yang
kami baca di artikel FB. Ternyata semalam
hujan deras. Sayang sekali ya. Arus juga
kencang sehingga mengangkat sedimen
yang di dasar sungai, jadi makin keruh,
warna coklat.
Dari tiga ketinting, hanya ada satu bapak
juru mudi yang bersedia masuk ke dalam
goa. Dua lagi nyerah, ga berani masuk
karena faktor arus kencang itu. Jadinya
kami harus bergiliran masuknya.
Sementara rombongan pertama masuk,
kami yang belum dapat giliran menunggu
di Buleu, sebutan untuk daratan batu kali
di depan mulut goa. Kompor camping
pun dikeluarkan dan kopi mulai diseduh
menghangatkan badan kami yang basah
tadi menyusuri sungai turun dari perahu.
"Indah banget! Cahaya yang masuk
memantul di bebatuan di dalam goa,
eksotis deh! Gue pengen masuk lagi lihat
goa nya." Mels yang ikut grup pertama
baru saja keluar, excited banget.
Akhirnya gue pun dapat giliran, rombongan
terakhir. Perahu didayung mengikuti alur