"Perasaan perbannya udah dibuka deh
kemarin-kemarin." Mata Gabby sibuk
menelisik luka di dahi Gabriella seraya
berjalan beriringan. "Kok sempurna lagi?"
lanjutnya mengerutkan kening mencari
tempat duduk yang nyaman.
Gabriella tertawa kecil mencari alasan.
"Sebenarnya iya, cuma.. kemarin gue
main petak umpet sama anak kecil. Gue
sembunyi di meja." Ia meringis. "Karena
guenya agak ceroboh, jadinya kebentur
deh."
"Beneran?"
Gabriella mengangguk. "Rasanya
lumayan."
Pembicaraan keduanya nampak menarik
perhatian kedelapan laki-laki yang duduk
tidak jauh berjarak beberapa meja itu.
Raynand yang memang dasarnya peka,
dengan inisiatif cowok itu mendongak,
memperhatikan luka itu yang ternyata
memang dibaluti perban baru. Akan tetapi,
ada yang sedikit janggal menurutnya.
Raynand menunduk sejenak, selanjutnya
mengangkat pandangan lagi dengan tatap
tajam ke arah Hades. Cowok itu nampak
tidak terusik sama sekali dengan rokoknya.
Sementara, kening Raynand kembali