"Lo kenapa? Kok diem aja?"
"Apa yang terjadi?" tanya Hades, melihat
wajah cowok itu yang menampilkan
keterkejutan, Gabriella mengerutkan
kening.
"Lo dan gue ada di tempat kejadian. Gue
yang dipukul aja inget, dan lo yang gak papa,-"
Hades segera menormalisasi keadaan
dengan berdeham. "Oh ya, gimana
keadaan lo?"
"Ya, lumayan sih. Agak sakit. Orang itu
mukulnya pake dendam deh."
Hades menggeleng malas, tapi membawa
segelas air putih untuk Gabriella. "Di
saat sakit pun, lo masih bisa gini? Dasar
crewet.
"Heh!" Gabriella tidak terima. Enak saja
dibilang crewet. "Bilang terima kasih kek,
thank you kek, gue nolongin kayaknya gak
ada penghargaan banget deh."
Hades mendecak. "Perlu gue ambilin
semua piala di ruang kepsek biar lo puas?"
"Haha, lucu. Gak sekalian sama kepseknya
lo bungkusin juga?" cibir Gabriella.
"Kenapa enggak?"
"Eh, sumpah ya lo minta digaplok pake
pantat panci!" Gabriella sebal, gadis itu
bahkan sampai berpindah tempat dari