Segalanya terasa semakin rumit di
kemudian hari. Keputusan untuk menjalin
jarak, tidak berkomunikasi dan menutup
segalanya, rasanya itu begitu berat untuk
Gabriella. Ia bahkan memilih sebuah
kesunyian yang entah sampai kapan
akan berjalan, lalu berusaha tidak peduli.
Lagi,menutup telinganya untuk apapun,
membuat dirinya seperti terkucil dan
dijauhi siapapun.
Tidak ada yang perlu disalahkan, jalani,
saja segalanya sehingga semuanya terasa
baik. Walau kapan waktu itu belum bisa
diprediksi, setidaknya Gabriella kuat
bertahan dengan kepercayaan yang
dimiliki.
"Eh, ada apaan tuh?" teriak salah satu
siswi menunjuk kerumunan yang berderet
panjang di dekat WC perempuan. Awalnya
saja bisa acuh, namun karena kegaduhan
semakin menjadi, Gabriella mencoba
memasang pendengarannya baik-baik.
"Dengar-dengar sih ada cewek yang
lagi buang air di sana, abis itu dia teriak
kayak ketakutan gitu," beritahu seorang
gadis yang tepat berjalan beriringan di