"Udah selesai." Mempercepat pekerjaannya
lalu berdiri. "Lain kali, gak usah nyusahin."
"Makasih."
Mungkin dari ribuan hal yang Gabriella
pikir tidak terjadi, kata itu justru
menyentaknya. Walau itu terdengar sangat
plat, tapi ia justru tetap menetap di sana
Mengalihkan pandangannya ke arah lain
seraya berkacak pinggang.
"Makasih doang?"
Hades terkekeh misterius. Tanpa diduga
sama sekali, cowok itu sudah berdiri di
hadapan Gabriella. Gadis itu terkejut, tapi
detak jantungnya berdebar gila saat Hades
mendekat. Dingin yang berasal dari tangan
cowok itu menyentuh bibirnya membuat
Gabriella hampir tidak bernapas saat
Hades menatapnya lekat, memberi jeda
menarik dagunya hingga memejamkan
mata.
Suara dering ponsel menghentikan
pergerakannya.
Gabriella tidak mengerti apa yang
membuat cowok itu tiba-tiba pergi setelah
mengangkat teleponnya. Gadis itu mulai
merutuk, mengutuk diri perihal apa
yang nyaris saja menimpanya itu. Yang
menyebalkannya, pemikiran tentang