Gabriella menenangkan diri. Sebenarnya
tidak perlu terbawa dengan Hades dan
sikap kasarnya. Bukannya laki-laki
itu sudah sepantasnya marah walau
bagaimana pun? Sehingga Gabriella
tahu, bahwa kesalahan yang tidak
sebenar adanya pun bisa disalahkan,
dan dirinya harus menyimpan itu
dengan baik di otaknya agar tidak lagi
membuat kekacauan. Kecil, apalagi besar.
Itu ternyata sangat berdampak bagi
keberadaannya.
"Minum untuk lo," sebuah tangan
menyentak lamunannya, Gabriella
mendongak.
"Raynand?"
Raynand tersenyum tipis. Lalu cowok itu
merunduk hingga duduk di sampingnya.
Di samping gadis itu. Berpikir banyak
sebelum akhirnya memutuskan untuk
menatapnya. Matanya. Dan Raynand tahu
ada luka yang tidak bisa disembunyikan di
sana.
"Lo baik-baik aja, kan?" tanyanyanya sekecil
mungkin.
Gabriella mengangguk. "I'm oke."
"Lo sakit hati?"
Gabriella menggeleng, merunduk sedikit
untuk menghalau kekecewaannya.
Menurutnya, dia tidak memiliki hak untuk
menilai sekecil itu.