"Mak, pesen kopi angetnya satu, ada
yang salah?"Gazza sengaja memelankan
suaranya terlanjur ngeri dengan ekpresi
pemilik kantin tersebut.
"Sembrono kalau bicara! Minta dikepretin
kamu?!" Gazza meringis ketika pemilik
kantin malah menggebuki pantatnya.
"Kenapa tuh woy, anjir kasian si Gazza!!"
celetuk Erga.
Desta menegakkan tubuhnya, melihat
pemandangan itu tentu saja alisnya
langsung mengerut. "Mak, punya masalah
apa, sih?"
"La ilah, ini anak satu manggil Emak
juga lagi!" Pemilik kantin yang diketahui
bernama Erot tersebut kemudian
menghampiri Desta dengan merengut.
"Lah terus saya harus manggil apa, dong?
Si Gazza kan manggil sesuai nama warung
miliknya Emak, letak kesalahannya di
mana?"
Mak Erot menepuk bahu Desta pelan
berbeda sekali dengan saat menggebuk
pantat Gazza. "Kamu gimana sih ganteng?
Tidak bisa lihat kalau saya ini masih
muda? Umur saya masih 15 tahun."
"Buset, gak salah tuh!" ejek Bobby dengan
nada mengompori.