"Aduh non kalau butuh apa-apa panggil bibi aja, jangan turun tangan sendiri," ujar bi Siti.
Sudut bibir Nasya terangkat membentuk senyuman. "Nasya bisa kok bi. Lagian ini juga bukan buat Nasya,"
"Terus buat siapa atuh non?"
"Nasi goreng spesial untuk orang spesial juga,"
"Yakin bisa non?"
"Bisa kok, bi. Udah bibi tenang aja,"
Nasya melanjutkan acara memasaknya untuk pagi ini. Setelah selesai ia bergegas mandi dan bersiap untuk pergi ke sekolah. Rasanya tak sabar bertemu dengan Azar nantinya.
Pukul 06.00, Nasya sudah duduk di depan meja makan. Seperti biasanya ia selalu sarapan sendiri meskipun kadang ditemani bi Siti, tetap saja rasanya sepi.
"Bi, Nasya pamit dulu, ya. Assalamu'alaikum," Nasya menyalimi bi Siti layaknya orang tua sendiri.
"Hati-hati ya, non. Waalaikumsalam,"
***
Nasya turun dari mobilnya. Senyumnya mengembang ketika ia memasuki area sekolahnya. Ini masih terlalu pagi, jadi Nasya memutuskan untuk pergi ke kelasnya terlebih dahulu sebelum menghampiri Azar.