Chapter 158 - Hadiah

Selli jengah dengan pemandangan di depannya itu. Terpaksa ia harus duduk disini menemani Nasya. Demi apapun Selli ingin memaki-maki Lala yang entah pergi kemana bersama Adit.

Alasan Selli malas di tempat ini bukan karena Nasya ataupun tidak adanya Lala bersamanya. Tetapi karena Leo dan kedua temannya itu.

Melihat Nasya yang terus berbicara dengan Leo membuatnya merasa diabaikan. Tahu gitu lebih baik dirinya tiduran di kelas.

"Sel," panggil Arthur.

"Apa?" jawab Selli tanpa memandang lelaki di depannya itu.

Zafar berdehem. Sepertinya Arthur masih berusaha untuk mendekati Selli meskipun ratusan kali ditolak olehnya. Zafar benar-benar salut dengan temannya yang satu ini. Pantang mundur sebelum janur kuning melengkung katanya.

"Lo sibuk nggak nanti sore?"

"Sibuk, kenapa?"

"Yaudah gajadi."

Selli tak membalasnya lagi. Setiap kali Arthur mengajaknya bicara pasti pembahasannya seperti itu terus dan berakhir tidak jelas.

This is the end of Part One, download Chereads app to continue:

DOWNLOAD APP FOR FREEVIEW OTHER BOOKS